Selasa, 03 Desember 2013

Transformasi Pertanian dan Pembangunan Daerah Pedesaan

Transformasi Pertanian dan Pembangunan Daerah Pedesaan
(Risanda Alirastra Budiantoro - FEB UGM - Ilmu Ekonomi)

I.       Arti Penting Kemajuan Sektor Pertanian dan Pembangunan Daerah Pedesaan
Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan hanya dipandang pasif dan hany unsure penunjang semata. Berdasarkan histories dari Negara-negara barat, Pembangunan ekonomi identik dengan transformasi structural yang cepat terhadap perekonomian, yakni perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menuju perekonomian pada sector industri. Sehingga peran utama dari sector pertanian hanya dianggap sumber daya tenaga kerja dan bahan-bahan pangan yang murah demi perkembangan sector industri yang lebih baik.
Para ekonom mulai menyadari bahwa daerah pedesaan pada umumnya dan sektor pertanian pada khususnya ternyata tidak hanya bersifat positif tetapi jauh lebih penting dari sekedar penunjang dalam proses pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Salah satu cara untuk membangun perekonomian nasional suatu negara adalah dengan cara membangun sektor pertanian dan daerah pedesaan itu dengan baik. Berbagai kontribusi yang bisa diberikan meliputi
(1) Peningkatan Lapangan Pekerjaan sehingga secara otomatis akan menurunkan    tingkat angka pengangguran
(2) Untuk menekan tingginya tingkat urbanisasi di negara itu , dan
(3) Sebagai penyeimbang dalam pertumbuhan sektor industri.
Pembangunan sektor pertanian dan daerah pedesaan kini diyakinai sebagai intisari pembangunan nasional secara keseluruhan oleh banyak pihak. Harus diingat bahwa tanpa pembangunan daerah pedesaan yang integratif (integratif rural development), pertumbuhan industri tidak akan berjalan dengan lancar, dan kalaupun bisa berjalan, pertumbuhan industri tersebut akan menciptakan berbagai ketimpangan internal yang sangat parah dalam perekonomian Negara bersangkutan.
  
II.     Pertumbuhan dan Stagnasi Pertanian : Masa Lalu dan Masa Kini
Kita telah menetahui bahwa selama beberapa dasawarsa yang lalu banyak negara berkembang berhasil mencapai peningkatan pertumbuhan GNP secara mengesankan. Sumbangan terbesar bagi tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini berasal dari sektor manufaktur dan perdagangan yang tingkat pertumbuhan output pertahunnya seringkali lebih dari 10%. Sebaliknya, pada masa yang sama pertumbuhan output petanian sebagian besar kawasan negara-negara berkembang yang mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu justru mengalami stagnasi, sehingga andil output pertanian dalam GNP secara keseluruhan terus menurun.tabel berikut mengungkapkan bahwa meskipun output dari sektor pertanian dihasilkan oleh hampir seluruh tenaga kerja negara-negara sedang berkembang, tetapi peranannya masih jauh lebih rendah.

Tingkat output dan penyerapan tenaga kerja oleh sektor pertanian dinegara-negara dunia ketiga, 1995
kawasan
% Pekerja di sektor pertanian
% Output di sektor pertanian dalam GDP
Asia Selatan
64
30
Asia Timur
70
18
Amerika Latin
25
20
Afrika
68
20
Sumber dari world development report, 1997 the state in changing world, copyright © 1997 oleh the international bank for reconstruction and development/the world bank (New York: oxford University Press, 1997), annex 4 dan table 12. dicetak ulang dengan izin dari Oxford University Press, Inc.

Bertolak dari tahun yang mengecewakan tersebut, serta mulai muncul kesadaran baru dikalangan Negara-negara dunia ketiga bahwa sektor pertanian sangat menentukan masa depan mereka, maka sejak beberapa tahun yang lalu, yaitu tepatnya akhir tahun 1997-an dan kemudian terus berlangsung hingga tahun 1990-an, terjadilah suatu perubahan drastis dalam kegiatan pemikiran serta perumusan kebijakan menyangkut soal pembangunan. Semakin lama semakin semakin banyak Negara-negara berkembang yang tidak lagi terlampau berambisi menjadi Negara industri maju dalam tempo singkat. Mereka kemudian mengambil sikaf yang relistis dengan mencurahkan perhatiannya pada pembinaan sektor pertanian dan pembangunan daerah-daerah pedesaan pada umumnya sebagai titik berat atas perumusan rencana serta pelaksanaan pembangunan nasionalnya.

III.    Struktur Sistem Agraria di Negara Berkembang
Dua Jenis Pertanian Dunia
Jika kita perhatikan kondisi petanian yang ada sekarang ini pada sebagian besar negara miskin, kita akan menyadari betapa banyaknya tugas-tugas yang harus dilaksanakan sesegera mungkin. Perbandingan sekilas antara produktifitas pertanian di negara-negara maju dengan negara-negara berkembang akan memperjelas gambaran suram tersebut. Sebenarnya, pola atau sistem-sistem pertanian yang ada di dunia ini dapat dibagi menjadi dua pola yang  berbeda:
·        Pola pertanian di negara-negara maju yang memiliki tingkat efisiensi tinggi, dengan kapasitas produksi dan rasio output per tenaga kerja yang juga tinggi, sehingga jumlah petani yang sedikit dapat menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk.
·        Pola pertanian yang tidak atau kurang berkembang yang terjadi di negara-negara berkembang. Tingkat produktivitasnya begitu rendah sehingga hasil yang diperoleh acapkali tidak dapat memenuhi kebutuhan para petaninya sendiri. Jangankan untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk daerah perkotaan, untuk keperluan sehari-hari para petani itu saja, hasil-hasil pertanian yang ada tidak mencukupi.

IV     Ilmu Ekonomi Pembangunan Sektor Pertanian : Transisi Dari Pola Pertanian Subsisten ke Pola Pertanian Komersial yang Terspesialisasi
Ada tiga tahapan pokok dalam evolusi pertanian, antara lain :
  1. usaha tani subsisten murni yang berskala kecil (petani hanya bertani) dengan tahap produktivitas yang sangat rendah.
  2. pola pertanian keluarga campuran atau yang telah terdiversifikasi. Sebagian hasil telah digunakan untuk konsumsi pribadi, dan sebagian lagi untuk dijual ke pasar.
  3. .usaha perdagangan dengan tingkat produktifitas yang tinggi telah terspesialisasi
Modernisasi pertanian dalam sistem perekonomian campuran diberbagai negara-negara berkembang juga dapat dijelaskan sebagai suatu proses transisi yang berlangsung secara bertahap, tetapi berkesinambungan, yakni dari pola produksi subsisten menjadi sistem pertanian yang terdiversifikasi dan terspesialisasi

V.     Transisi Menuju Pertanian Campuran Dan Terdiversifikasi
Pola pertanian terdiversifikasi (diversified farming) atau pertanian campuran (mixed farming) merupakan tahap prantara yang harus dilalui dalam proses transisi dari pola produksi pertanian subsisten menjadi pertanian yang spesialisasi. Keberhasialan atau kegagalan usaha-usaha transpormasi pola perrtanian tradisional ini tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan para petani dalam meningkatkan produktifitasnya saja. Tetapi yang lebih penting lagi, semua itu tergantung pada kondidi sosial, komersial, dan kondisi kelembagaan yang merupakan faktor-faktor pertanian yang harus dihadapi oleh para petani.

VI.    Strategi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan yang Andal : Beberapa Syarat Pokok
Apabila tujuan utama pembangunan pertanian dan daerah pedesaan di negara-negara berkembang adalah untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat di pedesaan melalui peningkatan pendapatan, total produksi (output), dan produktivitas petani kecil, maka pertama-tama pemerintahan negara-negara berkembang tersebut harus mengidentifikasi sumber-sumber pokok kemajuan pertanian dan kondisi-kondisi dasar yang sekiranya akan mepengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan utama. Sehingga untuk menuju pertanian dan pedesaan yang andal perlu dipahami apa saja yang menjadi sumber kemajuan, syarat-syarat untuk maju, dan kebijakan pendukung apa yang diperlukan.
Sumber-sumber Kemajuan Pertanian Berskala Kecil :
a.             Kemajuan teknologi dan inovasi.
b.            Kebijakan ekonomi pemerintah yang tepat.
c.             Kelembagaan sosial yang menunjang.
Syarat Umum bagi Kemajuan Pedesaan :
a.             Modernisasi struktur usaha tani dalam rangka memenuhi bahan pangan yang terus meningkat.
b.             Penciptaan sistem penunjang yang efektif.
c.             Perubahan kondisi sosial pedesaan guna memperbaiki taraf hidup masyarakat pedesaan.

VII.  Pembangunan Daerah Pedesaan, Kebijakan-kebijakan Pendukungnya, Serta Keterpaduan Antara Tujuan Pendukung
Di daerah pedesaan pada sebagian besar negara berkembang umumnya mempunyai luas lahan yang sempit, modal relatif kecil, sedangkan jumlah tenaga kerja yang ada melimpah. Dalam kondisi tersebut yang merupakan masalah mengapa pembangunan di pedesaan tidak sesuai dengan harapan, dimana tujuan utama pembangunan pertanian dan daerah pedesaan di negara berkembang adalah untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat di pedesaan melalui peningkatan pendapatan, total produksi atau output, dan produktifitas petani kecil sehingga diperlukan syarat-syarat bagi terlaksananya pembangunan daerah pedesaan. Syarat-syarat terlaksananya suatu pembangunan daerah pedesaan antara lain melalui kebijakan Land Reform.
Struktur usaha tani dan pola kepemilikan lahan harus disesuaikan dengan tujuan utama yang berisikan ganda, yaitu peningkatan produksi bahan pangan, serta pemerataan segala manfaat atau keuntungan-keuntungan kemajuan pertanian pada sisi lain. Pembagian sektor pertanian dan pedesaan hanya akan berhasil membawa manfaat jika ada usaha bersama antara pemerintah dengan semua petani, bukan hanya dengan petani besar saja. Program Land Reform biasanya meliputi redistribusi hak-hak kepemilikan lahan dan pembebasan penggunaan lahan yang terlalu luas oleh para tuan tanah kemudian membagikannya kepada para petani kecil yang lahannya terlalu sempit.

VIII. Syarat-Syarat bagi Terlaksanakannya Pembangunan di Daerah Pedesaan
Ada tiga dalil pokok yang merupakan syarat-syarat terpenting yang harus segera dipenuhi atau dilaksanakan dalam rangka merealisasikan setiap strategi pengembangan sektor-sektor pertanian dan pembangunan daerah-daerah pedesaan yang berorientasikan pada kepentingan rakyat banyak.
·        Land Reform
Dalil 1: Struktur usaha tani dan pola kepemilikan lahan harus disesuaikan dengan tujuan utama yang bersisi ganda, yaitu peningkatan produksi bahan pangan, serta pemerataan segala manfaat atau keuntungan-keuntungan kemajuan pertanian pada sisi yang lain.
·        Kebijakan-kebijakan Pendukung
Dalil 2: semua manfaat dari pembangunan pertanian berskala kecil tidak akan dapat direalisir secara nyata tanpa didukung oleh serangakaian kebijakan pemerintah yang secara sengaja diciptakan untuk memberikan rangsangan atau intensif, kesempatan atau peluang-peluang ekonomi dan berbagai kemudahan yang diperlukan untuk mendapatkan segenap input utama guna memungkinkan para petani kecil meningkatkan tingkat output dan produktivitas mereka.
·        Keterpaduan Tujuan-tujuan Pembangunan
Dalil 3: keberhasilan pembangunan pedesaan, selain sangat tergantung pada kemajuan-kemajuan petani kecil, juga ditentukan oleh hal-hal penting lainnya yang meliputi: (1) upaya-upaya untuk meningkatkan pendapatan riil pedesaan, baik di sektor pertanian maupun nonpertanian, melalui penciptaan lapangan kerja, industrialisasi di pedesaan, pembenahan pendidikan, kesehatan dan gizi penduduk, serta penyediaan berbagai bidang pelayanan sosial dan kesejahteraan lainnya. (2) penanggulangan masalah ketimpangan distribusi pendapatan di daerah pedesaan serta ketidakseimbangan pendapatan dan kesempatan ekonomi antara daerah pedesaan dengan perkotaan. (3) pengembangan kapasitas sektor atau daerah pedesaan itu sendiri dalam rangka menopang dan memperlancar langkah-langkah perbaikan tersebut dari waktu ke waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar