Senin, 23 September 2013

Konsep Tingkat Suku Bunga

Konsep Tingkat Suku Bunga 
(Risanda Alirastra Budiantoro – 12/330600/EK/18790 – Ilmu Ekonomi )

Sampai saat ini kita telah membicarakan mengenai bekerjanya pasar uang serta teori mengenai permintaan uang, untuk mengkaji lebih dalam menganai aspek dari salah satu dimensi pasar uang adalah tingkat bunga atau interest rate. Tingkat suku bunga memegang peranan penting dalam setiap perekonomian yang menggunakan uang untuk penyimpan kekayaan (store of value). Sebagai contoh Rp 1000 hari ini = Rp 1100 tahun depan
         Harga relatif uang  à (t+1)/t = 1100/1000 = 1.1
         Simple interest rateà ((t+1)-t)/t)
         1100-1000/1000 = 0.1 atau 10%
Dengan i = 0.10
         Dalam satu tahun Rp1000×(1+0.10) = 1100
         Dalam dua tahun  Rp1000×(1+0.10)×(1+0.10) atau Rp1000×(1+0.10)2  = 1210
         Dalam tiga tahun  Rp1000×(1+0.10)3 = 1330
Jadi dalam n tahun : Rp1000×(1+0.10)n

Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi keputusan seseorang atau rumah tangga dalam mengkonsumsi, membeli rumah, membeli obligasi, atau menaruhnya dalam rekening tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomis bagi pengusaha atau pimpinan perusahaan apakah akan melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan kapasitas. Menurut Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu :
a.       State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk menghitung beban bunga
b.      Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan stated rate untuk jumlah periode pertahun dan jumlah pokok yang benar-benar dipinjam
c.       Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak keuangan yang memenuhi tiga syarat : jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam, pada awal tahun, kemudian dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga.[1]

Instrument pasar utang di bagi menjadi empat jenis, yaitu pinjaman sederhana, pinjaman dengan pembayaran tetap, obligasi kupon, dan obligasi tanpa kupon atau obligasi diskonto.Keempat instrument pasar utang ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat bunga.Tingkat bunga pasar utang berbeda dengan tingkat bunga bank sentral karena tingkat bunga bank sentral merupakan salah satu instrument kebijakan moneter, tetapi tingkat bunga bank sentral terintegrasi dengan tingkat bunga pasar utang.
a.       Pinjaman Sederhana
Pinjaman sederhana ( simple loan ) adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar kembali pada waktu jatuh tempo ditambah bunga pinjaman. Dari pinjaman sederhana tingkat bunga dihitung sebagai berikut :
R = (TP – LV) / LV x 100 %
Dimana :
R    =  tingkat bunga nominal
TP  =  total pembayaran
LV  =  nilai pinjaman
b.   Pinjaman Pembayaran Tetap
Pinjaman pembayaran tetap ( fixed payment loan ) adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar setiap periode di tambah bunga pinjaman dengan jumlah tetap, biasanya per bulan. Masalah dalam pinjaman pembayaran tetap adalah menentukan pembayaran tetap awal tahun. Formula pinjaman pembayaran tetap adalah :
LV = FP/(1+R) + FP/(1+R)2 + … + FP/(1+R)T
LV  = FP  x (1-1/(1+R)T)/R
Di mana:
FP   = jumlah pembayaran tetap
T     = periode waktu jatuh tempo
C.  Obligasi Kupon
Obligasi kupon ( cupon bond ) artinya penerbit atau penjual obligasi membayar bunga tetap (coupon payment ) kepada pemegang obligasi setiap tahun dan nilai nominal pada waktu jatuh tempo. Masalah umum pada obligasi kupon, dimana system pembayaran hamper sama dengan pinjaman pembayaran tetap, yaitu :
P = C/(1+R) + C/(1+R)2 + … + C/(1+R)n + F/(1+R)T
P = C x (1-1/(1+R)T)/R + F/(1+R)T
Dimana :
P = harga obligasi kupon
C = kupon obligasi
F = nilai nominal obligasi
d.   Obligasi Tanpa kupon atau Obligasi Diskonto
Obligasi diskonto ( discount bond atau zero-coupond bond ) adalah obligasi tanpa kupon yang dibeli dibawah harga nominal dan dibayar kembali besar nominal sesudah jatuh tempo. Metode perhitungan tingkat bunga dari obligasi diskonto atau tanpa kupon mirip dengan perhitungan pinjaman sederhana. Tingkat suku bunga dan harga obligasi memiliki hubungan negative. Jika tingkat bunga naik maka harga obligasi turun, sebaliknya jika tingkat bunga turun maka harga obligasi naik yaitu :
R = (F – P) / P

Tingkat suku bunga nominal adalah tingkat suku bunga yang tidak memperhitungkan nilai inflasi. Tingkat suku bunga riil adalah tingkat suku bunga yang memperhitungkan inflasi, sehingga perhitungan tingkat suku bunga tersebut lebih mencerminkan cost of borrowing yang sebenarnya (Mishkin, 2007). ingkat suku bunga riil yang memperhitungkan ekspektasi perubahan tingkat harga disebut sebagai ex ante real interest rate. Sedangkan tingkat suku bunga riil yang memperhitungkan perubahan tingkat harga aktual disebut sebagai ex post real interest rate. Tingkat suku bunga riil , tingkat suku bunga dan inflasi dihubungkan oleh persamaan fisher (fisher equation) sebagai berikut:
         Dimana :
ir  = suku bunga nominal
*      suku bunga riil
saat suku bunga riil rendah, insentif untuk meminjam akan meningkat sedangkan insentif untuk memberi pinjaman akan semakin turun ataupun sebaliknya, apabila tingkat suku bunga riil tinggi, maka tingkat meminjam akan semakin cenderung menurun dan pemberi peinjaman akan semankin naik.




[1] Waro Muhammad, Tingkat Dan Struktur Suku Bunga,  Diakses dari : http://waromuhammad.blogspot.com/2012/02/tingkat-dan-struktur-suku-bunga.html pada tanggal 21 september 2013, pukul 17.00

Selasa, 17 September 2013

Paradigma dan Indikator Pembangunan Ekonomi Indonesia

Paradigma dan Indikator Pembangunan Ekonomi Indonesia
(Risanda Alirastra Budiantoro – 12/330600/EK/18790 – Ilmu Ekonomi )

1. Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia (Tradisional à Modern)
Kita sering berbicara tentang pembangunan, namun mungkin hanya sedikit yang kita ketahui tentang pembangunan itu sendiri. Pembangunan telah menjadi obsesi banyak negara, namun dalam faktanya tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan banyaknya persoalan yang terjadi selama proses pembangunan, seperti masalah pengangguran, kemiskinan, urbanisasi yang tinggi sehingga menciptakan masyarakat miskin di kota dan kesenjangan ekonomi.
Paradigma tradisional memiliki pandangan tentang pembangunan pada Indonesia sebagai negara yang berkembang sehingga diidentikan dengan upaya untuk meningkatkan pendapatan per-kapita atau dengan strategi pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi masalah-masalah pembangunan yang berdasarkan pada pancasila dan pembukaan UUD 1945. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bentuk manifestasi keberhasilan didalam meningkatkan tingkat GNP suatu negara pada periode tertentu melalui sektor sektor yang berpeluang. Pemikiran yang demikian akan memunculkan teori pertumbuhan dan pembangunan sebagai tujuan utama dari setiap kebijakan ekonomi, sebagai contoh Program MP3EI, dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan perekonomian Indonesia dapat menjadi lebih terarah sesuai dengan rencana dan tepat sasaran untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimum sehingga terciptanya masyarakat yang happiness dengan indikator tingkat kesejahteraan.
Indikator perubahan pembangunan terjadi akibat dari perubahan pola pikir dari para ekonom dan sebagai tuntutan perubahan zaman. Perubahan paradigma pembangunan beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya berpedoman pada tingkat GNP sebagai sasaran pembangunan tetapi lebih memusatkan perhatian pada kualitas pembangunan, pada saat inilah mulai mengkaji ulang kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dari rencana pembangunan. Pandangan dari ekonom mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan masalah pembangunan negara berkembang dikenal dengan istilah ekonomi pembangunan yang masuk dalam analisis makro ekonomi. Para ekonom menyadari pembangunan ekonomi tidak terlepas dari kinerja pemerintah untuk selalu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan menerapkan kebijakan secara berkelanjutan sehingga tingkat kualitas pembangunannya akan selalu terjaga dengan baik..

2. Indikator keberhasilan Pembangunan Ekonomi
Mengukur tingkat keberhasilan pembangunan suatu negara diperlukan tolak ukur dengan indikator sesuai dengan definisi dari ekonomi pembangunan itu sendiri, agar pembangunan ekonomi dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Indikatornya adalah tingkat pendapatan harus seimbang dengan pengeluaran dan harus seimbang pula dengan tingkat produksi, indikator tersebut diharapkan diharapkan mampu mewakili atau merupakan model dari semua aspek atas pembangunan ekonomi.
2.1. Indikator Ekonomi
      2.1.1 GNP ( Gross National Product) atau Produk Nasional Bruto
            Indicator pertama yang umum digunakan diberbagai Negara untuk menilai perkembangan ekonomi adalah perubahan pendapatan nasional riil dalam jangka waktu panjang. Pendapatan nasional riil menunjukkan output secara keseluruhan dari barang-barang jadi dan jasa suatu negara. Negara dikatakan tumbuh ekonominya jika pendapatan nasional riil-nya naik dari periode sebelumnya. Tingkat petumbuhan ekonomi dihitung dari pertambahan pendapatan nasional riil yaitu Produk Nasional Bruto riil yang berlaku dari tahun ke tahun.
2.1.2 Kesejahteraan Penduduk
Indikator ketiga yang juga digunakan untuk mengukur perkembangan ekonomi adalah nilai kesejahteraan penduduknya. Terjadi peningkatan kesejahteraan material yang terus-menerus dan berjangka panjang. Hal ini dapat ditinjau dari kelancaran distribusi barang dan jasa. Distribusi yang lancar menunjukkan distribusi pendapatan per kapita pada seluruh wilayah Negara. Peningkatan kesejateraan terjadi secara merata pada seluruh kawasan. Tingkat kesejahteraan dapat pula diukur dengan pendapatan riil per kapita.
2.1.3 Tenaga Kerja Dan Pengangguran.
Indikator keempat yang dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan ekonomi adalah jumlah tenaga kerja dan tingkat pengangguran.  Pengangguran merupakan selisih antara angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu.[1]

2.2 Indikator Non Ekonomi ( Sosial )
            2.2.1  Indeks Kualitas Hidup
Indeks kualitas hidup (IKH) atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial.
            2.2.2 Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indikator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indikator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.[2]


[1] Diakses dari : http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/indikator-pertumbuhan-ekonomi-suatu-negara, pada tanggal 16 September 2013, pukul 20.30
[2] Parsiyo, S.IP, MM, Indikator Keberhasilan Pembangunan, diakses dari : http://ppmkp.bppsdmp.deptan.go.id/index.php/artikel/kepemimpinan-dan-manajemen/75-indikator-keberhasilan-pembangunan  pada tanggal 16 September 2013, pukul 20.30

Kamis, 12 September 2013

Ekonomi Pembangunan dan Peranan MP3EI di Indonesia

Ekonomi Pembangunan dan Peranan MP3EI di Indonesia
(Risanda Alirastra Budiantoro - 12/330600/EK/18790 – Ilmu Ekonomi)

I. Hakekat Ekonomi Pembangunan
Ekonomi pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan diharapkan hasilnya akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan dengan asumsi ceteris paribus. Sebagai salah satu kajian dari ilmu ekonomi yang membahas mengenai isu-isu yang berkaitan dengan pembangunan sosial dan ekonomi, sehingga pemahaman terhadap ekonomi pembangunan akan mempengaruhi seseorang didalam pengambilan keputusan yang lebih baik untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Syarat untuk mencapai tingkat kesejahteraan bagaimana setiap individu dapat merasakan happiness dengan tetap menjaga antara bekerja, menghasilkan keuntungan dan menabung harus dilaksanakan sesuai dengan proporsinya, jika diaplikasikan dalam lingkup perekonomian antara produksi, pendapatan dan pengeluaran  harus seimbang.
Permasalahan dalam perekonomian Bangsa Indonesia adalah kesenjangan, tingkat produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat konsumsi masyarakat, atau antara daerah yang kaya dan tertinggal memiliki tingkat kuntitas dan kualitas konsumsi yang berbeda, hal ini harus diatasi secara tepat dan tepat melalui kebijakan pemerintah. Pemerintah Indonesia harus mampu mengatasi permasalahan tersebut agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat khusunya dalam aspek ekonomi dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki yang ada di seluruh daerah secara optimal (bukan eksplorasi berlebihan), sehingga akan meciptakan pembangunan daerah yang merata menunjukan adanya asas keadilan yang diaplikasikan pemerintah melalui proses yang berkesinambungan untuk mecapai tujuan yang diharapkan yaitu kesejahteraan rakyat sesuai yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, memiliki sifat turunan dari Tuhan sebagai contoh adalah kasih dan sayang, setiap manusia harus mengaplikasikan kasih dan sayang secara adil kepada siapapun. Jika dianalogikan kasih adalah memproduksi (supply) sedangkan sayang adalah mengkonsumsi (demand), untuk menciptakan tingkat keadilan kuantitas supply dan demand harus seimbang berdasarkan musyawarah dan mufakat antar pihak yang berkepentingan Selain itu, setiap individu dituntut untuk sifat beradab memanfaatkan potensi yang ia miliki untuk menciptakan hal yang bermanfaat bagi lingkungan atau masyarakat di sekitar khususnya dalam bidang perekonomian. Asumsi dari perekonomian adalah cateris paribus, bagaimana faktor-faktor tertentu dianggap tetap sehingga tujuan akhir dapat berjalan sesuai dengan harapan.
    
II. Peranan MP3EI
Pada abad ke-21 tantangan global menuntut setiap bangsa mampu mencetak individu yang berkualitas, individu yang mampu menciptakan peluang kesejahteraan dan membantu meningkatkan perekonomian Bangsa Indonesia. Pemerintah Indonesia harus mengubah tantangan tersebut menjadi peluang, melalui perumusan dan penetuan strategi pembangunan nasional yang dipergunakan sebagai alat strategis untuk meningkatkan kualitas perekonomian, pemerintah harus menetukan arah pembangunan nasional yang tepat sesuai dengan kondisi politik, sosial, ekonomi,dan budaya bangsa serta harus berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Ide munculnya penetapan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang menjadi arah pembangunan ekonomi Indonesia dari tahun 2011 hingga tahun 2025, langkah strategis yang diambil pemerintah Indonesia ini diharapkan dapat berjalan sesuai yang telah direncanakan, optimisme Pemerintah Indonesia dengan menggunakan staretgi tersebut perekonomian bisa lebih kuat dan dapat membangun masa depan bangsa yang lebih baik.
Masterplan ini memiliki dua kata kunci, yaitu percepatan dan perluasan. Dengan adanya masterplan ini, diharapkan Indonesia mampu mempercepat pengembangan berbagai program pembangunan yang ada, terutama dalam mendorong peningkatan nilai tambah sektor-sektor  unggulan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan energi, serta pembangunan SDM dan Iptek. Percepatan pembangunan ini diharapkan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya. Selain percepatan, pemerintah juga mendorong perluasan pembangunan ekonomi Indonesia  agar efek positif dari pembangunan ekonomi Indonesia dapat dirasakan tidak saja di semua daerah di Indonesia tetapi juga oleh seluruh komponen masyarakat di seluruh wilayah nusantara.[1]
Program MP3EI memberikan kesempatan kepada perekonomian nasional, sehingga harus mendapatkan apresiasi khusus karena mampu meberikan perubahan yang signifikan atas perekonomian Bangsa Indonesia. Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia memiliki sebuah konstelasi yang unik, dan tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis masing-masing yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi Indonesia tahun 2025. Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis masing-masing pulau besar telah ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi.
Tema pembangunan masing-masing koridor ekonomi dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:
1.      Koridor Ekonomi Sumateramemiliki tema pembangunan sebagai “Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional”;
2.      Koridor Ekonomi Jawamemiliki tema pembangunan sebagai “Pendorong Industri dan Jasa Nasional”;
3.      Koridor Ekonomi Kalimantanmemiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional”;
4.      Koridor Ekonomi Sulawesimemiliki tema pembangunan sebagai ‘’ Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional;
5.      -  Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggaramemiliki tema pembangunan sebagai ‘’Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional’’;
6.      -  Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Malukumemiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional”.[2].


[1] Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, diakses dari: http://www.depkeu.go.id/ind/others/bakohumas/bakohumaskemenko/MP3EI_revisi-complete_(20mei11).pdf, pada tanggal 11 September 2013, pukul 17.30
[2] Diakses dari : http://kp3ei.go.id/in/main_ind/content1/114

Senin, 02 September 2013

Ilmu Ekonomi ( IE ) FEB UGM

Banyak orang yang bertanya apa itu Ilmu Ekonomi (IE) ? apa kelebihan yang dimiliki dibandingkan dengan jurusan manejemen dan akuntansi ? apa yang akan dipelajari di IE ? lalu Bagaimana prospek pekerjaan yang bisa dilakukan oleh lulusan Jurusan IE ? melalui tulisan ini penulis akan menjabarkan sedikit informasi mengenai program studi ini, sehingga dapat menjadi refrensi kepada calon mahasiswa agar tidak salah ambil jurusan.



Jurusan Ilmu Ekonomi (Economics Department) adalah satu dari 3 jurusan yang ada di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM). Ilmu ekonomi mempelajari bagaimana masyarakat mengambil keputusan dalam mengalokasilkan sumberdayanya yang terbatas. Mahasiswa akan diberikan wawasan mengenai isu-isu yang berkaitan dengan pembangunan sosial dan ekonomi di negara berkembang, yang akan mengembangkan mahasiswanya menjadi seorang pengambil keputusan yang lebih baik baik di dunia bisnis maupun untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Jika anda berhasil menyelesaikan pendidikan di program studi ini maka kompetensi utama yang akan anda miliki diantaranya adalah:
1.      Kondisi untuk tercapainya efisiensi dalam alokasi sumber daya.
2.      Teori pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, distribusi pendapatan dan perdagangan internasional.
3.      Beberapa bidang khusus ilmu ekonomi, seperti ekonomika pembangunan, moneter, internasional, sumber daya alam, sumber daya manusia, sektor publik, pertanian.
4.      Karakteristik institusi di Indonesia dan negara berkembang pada umumnya yang berbeda dengan negara maju.
5.      Adanya keterkaitan yang erat antara keberhasilan ekonomi dengan konstelasi politik, hukum dan sosial.
6.      Menggunakan berbagai metode kuantitatif dalam analisis ekonomi (statistika, ekonometrika, dsb).

Skill yang harus dimiliki oleh mahasiswa lulusan IE FEB :
1.      Lulusan memiliki kemampuan dan keahlian untuk:
2.      Menerapkan alat-alat dalam teori ekonomi mikro dan makro untuk memecahkan permasalahan ekonomi.
3.      Mengikuti perdebatan-perdebatan dalam teori ekonomi, untuk membedakan antara alasan yang sound dan yang fallacious, dan memahami bagaimana perbedaan-perbedaan dalam economic prescriptions mungkin timbul.
4.      Mengkomunikasikan alasan-alasan ekonomi ke dalam tulisan dan lisan dan mengerti tulisan dan pendapat sejenis yang dilakukan oleh orang lain.
5.      Memiliki kemampuan khusus dalam ekonomika pembangunan, ekonomika bisnis, ekonomika moneter, ekonomika publik, atau ekonomika internasional.

Selain skill dan kemampuan dalam pemahaman materi mahasiswa lulusan harus memeliki beberapa sikap yang diperlukan untuk menunjang jenjang karir mereka, antara lain :
1.      Menghargai kemajemukan pandangan yang mungkin muncul mengenai permasalahan-permasalahan ekonomi.
2.      Percaya diri dalam mengungkapkan pendapat yang berdasar atas pengetahuan dan inisiatif.
3.      Tekun dalam bekerja dan ulet dalam menghadapi masalah.

Apa yang berbeda dengan Jurusan Akuntansi atau Manajemen? Kedua jurusan ini jelas tidak mempelajari tentang isu-isu ekonomi negara. Dan yang lebih penting lagi, kedua jurusan ini tidak mempelajari tentang efisiensi alokasi sumberdaya masyarakat secara keseluruhan. Yang dipelajari lebih pada keputusan yang dibuat oleh individu perusahaan dan efeknya pada (profitabilitas) perusahaan. Apakah keputusan perusahaan ini memiliki dampak pada kesejahteraan masyarakat atau tidak dievaluasi oleh Jurusan Akuntansi dan Manajemen. Karena jurusan ilmu ekonomi mengajarkan analisis makro, maka kemampuan abstrak logis sangat menentukan. Ilmu ekonomi tidak sepraktis ilmu yang dipelajari di Jurusan Akuntansi dan Manajemen.
Untuk berkuliah di IE UGM, teman-teman cukup menyelesaikan 104 SKS wajib dan 42 SKS pilihan. Dengan SKS sejumlah itu, kalian akan mempelajari ilmu ekonomi dan analisis ekonomi yang relevan dalam pengambilan keputusan di negara sedang berkembang. Tujuannya, agar lulusan IESP menguasai ilmu ekonomi modern dan mampu mengaplikasikannya pada perekonomian Indonesia dan dunia internasional.
Secara khusus, beberapa minat studi pilihan ditawarkan kepada mahasiswa, yaitu Ekonomika Publik, Ekonomika Moneter, Ekonomika Internasional, Ekonomika Pembangunan, serta pengembangan minat studi yang relatif baru, yaitu Ekonomika Bisnis. Pasti bayangan kalian masih gelap tentang nama-nama bidang itu. Wajar saja, karena kalian belum pernah mempelajarinya secara mendalam di sekolah. Namun ada sedikit gambaran sekilas tentangnya. Yang pertama, Ekonomika Publik (EP) merupakan ilmu yang membicarakan fungsi pemerintah secara mikro dalam sistem perekonomian yang tercermin dalam kebijaksanaan APBN. Lalu Ekonomika Moneter (EM) mempelajari tentang sifat, fungsi, serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Selanjutnya, Ekonomika Internasional (EI) ialah bidang yang membicarakan tentang pasar internasional melalui perdagangan barang dan jasa antarnegara, serta aliran modal internasional. Keempat yaitu Ekonomika Pembangunan (EPE), mengulas perkembangan negara-negara baru pasca-Perang Dunia II, sehingga analisis jitu atas kondisi ekonomi negara-negara tersebut dibandingkan dengan negara-negara maju dapat dilakukan. Terakhir, Ekonomika Bisnis (EB) adalah bidang yang berfokus pada hakikat bisnis publik maupun swasta dan kebijakan untuk mendorong proses pembangunan.
 
Core and Field
Untuk urusan staff pengajar atau dosen, tidak perlu diragukan lagi, jurusan ini didukung oleh tenaga-tenaga pengajar profesional. Sekilas tentang mereka mungkin bisa dijadikan gambaran. Jurusan IE FEB UGM memiliki 54 staf pengajar. Mayoritas dosen telah menempuh pendidikan pasca sarjananya di luar negeri (termasuk memperoleh beasiswa sekolah S3), seperti University of Philippines, University of Colorado, University of Pennsylvania, dan Melbourne University. Rincian persentasenya ialah lulusan S3 sebesar 48,15%, S2 sebesar 40,7%.
Jadi, karir apa yang cocok untuk alumni Jurusan Ilmu Ekonomi? Karena kita mempelajari pemikiran dasar dalam ilmu ekonomi dan analisis, maka profesi yang terkait dengan analisis ekonomi secara umum adalah yang paling tepat, lulusan program studi Ilmu Ekonomi FEB UGM memiliki prospek kerja di berbagai instansi pemerintahan dan lembaga negara (BPK, Bappenas), Bank Indonesia, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, sebagai perencana pertama, asisten peneliti, asisten analis kebijakan, ekonom pendidik (mengajar ilmu ekonomi sebagai guru atau asisten dosen), analis data, analis pasar, analis bisnis dan keuangan, pengusaha, serta profesi lain yang relevan dengan bidang pengetahuan dan keahlian ilmu ekonomi seperti ekonomi syariah, ekonomi lingkungan, ekonomi kesehatan, dan ekonomi kependudukan. Dengan demikian sumber daya insani tersebut mampu bekerja di organisasi publik, swasta, atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta memiliki kemampuan untuk melanjutkan studi Ilmu Ekonomi dan/atau lainnya ke strata yang lebih tinggi. Lulusan prodi ini juga dapat bekerja di sektor swasta dan BUMN, terutama perbankan dan sektor keuangan lainnya.

“ Seiring dengan perkembangan zaman yang kian pesat dan tak terduga, hampir setiap institusi membutuhkan tenaga researh and development. Jurusan Ilmu Ekonomi (IE) UGM menyiapkan tenaga-tenaga handal tersebut. ”