Kamis, 10 Oktober 2013

Analisis Ekonomi Struktur Keuangan

Analisis Ekonomi Struktur Keuangan
(Risanda Alirastra Budiantoro – 12/330600/EK/18790 – Ilmu Ekonomi)

Sebuah perekonomian yang sehat memerlukan sistem keuangan yang berfungsi menyalurkan dana dari penabung ke orang yang bisa menggunakan dana tersebut dengan produktif. Sistem keuangan bersifat kompleks dalam hal struktur dan fungsinya di seluruh dunia. Sistem keuangan mencakup berbagai jenis bank, perushaan, asuransi, reksadana, pasar modal, dan sebagainya. Jika mengamati lebih lanjut mengenai struktur keuangan di dunia, akan ditemukan 8 fakta dasar untuk menjelaskan bagaimana system keuangan bekerja, antara lain :
  1. Saham Bukan merupakan sumber pendanaan eksternal yang paling penting untuk usaha.
Saham merupakan sumber pendanaan yang kurang penting bagi perusahaan, karena hanya sebagian kecil saham tersebut menambah kapital bagi perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai  perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.
  1. Penerbitan surat utang yang dapat dipasarkan dan sekuritas saham bukan merupakan cara utama di mana bisnis mendanai operasi mereka
Obligasi jauh lebih penting dari pada saham, walaupun kombinasi saham dan obligasi yang akan membentuk total share dari sekuritas, masih kurang dari setengah dana eksternal yang dibutuhkan perusahaan.
  1. Pendanaan tidak langsung (Indirect finance)  lebih penting dari pada pendanaan langsung  (direct finance)
·        Pembiayaan Langsung Pemberian kredit/pembiayaan langsung dilakukan oleh pemilik dana (unit surplus) ke peminjam (unit defisit) tanpa melibatkan lembaga intermediasi keuangan, sehingga ada penyerahan bukti hutang, seperti obligasi, saham atau promes kepada unit surplus. Bukti hutang atau surat berharga ini merupakan sekuritas primer
·        Pembiayaan Tidak Langsung Proses pemindahan dana pinjaman dari unit surplus ke unit defisit melalui lembaga intermediasi keuangan seperti bank, perusahaan asuransi, dana pensiun, pembiayaan sekuritas dan reksadana. Penggunaan lembaga intermediasi penting dalam perekonomian karena dapat mengatasi kelemahan yang ada dalam pembiayaan langsung.
  1. Perantara keuangan, khusunya bank, merupakan sumber pendanaan eksternal paling penting yang digunakan untuk mendanai berbagai usaha
Lebih dari 70%  sumber utama pendanaan eksternal yang didapatkan perusahaan berasal dari pinjaman bank.
  1. Sistem keuangan (financial system) adalah salah satu  sektor ekonomi dengan regulasi yang paling ketat.
Sistem keuangan yang diregulasi ketat dari pemerintahan maka akan meningkatkan keamaanan, kestabilan dari perekonomian
  1. Hanya perusahaan besar dan mapan yang mempunyai akses mudah ke pasar sekuritas untuk mendanai kegiatannya
Individu dan usaha kecil akan susah untuk mendapatkan dana dengan cara menerbitkan surat berharga karena investor kurang mempercayai perusahaan yang kecil dan kurang memiliki pengalaman
  1. Jaminan (collateral) adalah ciri yang paling umum dari kontrak utang
Merupakan hak milik yang dijaminkan kepada pemberi pinjaman untuk jaminan pembayaran apabila peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman. Utang yang dijamin disebut Secured Debt
  1. Kontrak utang merupakan dokumen resmi yang rumit dan memberikan banyak batasan atas perilaku peminjam
Kontrak utang merupakan dokumen resmi yang rumit dan memberikan banyak batasan atas perilaku peminjam dengan aturan aturan yang tertelis disebut Restrictived covennants

I. Biaya Transaksi
Biaya transaksi merupakan masalah besar dalam pasar keuangan, salah satu contoh berikut dapat memperjelas hal tersebut. Biaya transaksi menahan banyak penabung dan peminjam kecil dari keterlibatan langsung dengan pasar keuangan . Perantara keuangan mengambil keuntungan dari skala ekonomis dan lebih mampu untuk mengembangkan keahlian untuk menurunkan biaya transaksi, dengan demikian memungkinkan penabung dan peminjam untuk mendapatkan keuntungan dari keberadaan pasar keuangan.
·        Skala Ekonomis
Satu solusi untuk persoalan biaya transaksi yang tinggi adalah menggabungkan dana dari banyak investor secara bersama sehingga dapat mengambil manfaat dari skala ekonomis (economies of scale), yaitu penurunan biaya transaksi per dollar investasi sejalan dengan ukuran (skala) transaksi. Skala ekonomi ada karena total biaya melkuakan transaksi dalam pasar keuangan hanya meningkatkan sdikit sejalan dengan peningkatan ukuran transaksi.
·        Keahlian
Perantara keuangan juga dapat mengembangkan keahlian yang lebih baik untuk menurunkan biaya transaksi. Keahlian mereka  dalam tekhnologi computer memungkinkan mereka untuk menawarkan layanan nasabah. Hasil penting dari biaya transaksi perantara keungan yang rendah adalah kemampuannya untuk menyediakan nasabahnya dengan jasa likuiditas, yaiut jasa yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi.

II. Lemons Problem : Bagaimana Adverse Selection Mempengaruhi Struktur Ekonomi
Sumber utama dari instabilitas sistem keuangan adalah adanya informasi yang asimetri yaitu suatu situasi dimana satu pihak yang terlibat dalam kesepakatan keuangan tidak memiliki informasi yang akurat dibanding pihak lain (Nasution, 2003). Berdasarkan teorinya, ketidaksamaan informasi ini akan menimbulkan apa yang disebut sebagai tindakan moral hazard dan adverse selection. Moral hazard merupakan tindakan penyelewenangan amanah atau tanggung jawab karena adanya kesempatan untuk melakukan hal tersebut tanpa diketahui oleh pihak lain (Miskhin, 2001). Misalnya saja, seseorang yang memiliki premi asuransi dapat berbuat curang untuk melakukan tindakan yang dapat mencairkan polis asuransinya. Sedangkan adverse selection adalah adanya bias dalam pemilihan untuk mendapatkan pilihan yang tepat (Miskhin, 2001). Masih terkait praktek asuransi, perusahaan asuransi dapat saja salah memilih seseorang untuk menjadi kliennya karena adanya informasi yang disembunyikan oleh si calon klien. Seseorang yang sebenranya sakit parah dan tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan asuransi kesehatan dapat diterima menjadi klien karena informasi ini tidak diperoleh oleh perusahaan asuransi.
Sedangkan terkait dengan sistem keuangan, adalah bahwa ketidaksamaan informasi ini terjadi pada transaksi keuangan yang didukung oleh sistem lembaga keuangan ataupun pasar keuangan. Dengan demikian, adanya asimetri informasi yang terjadi baik di lembaga keuangan maupun pasar keuangan dapat membahayakan sistem keuangan. Instabilitas sistem keuangan dapat menimbulkan konsekuensi yang membahayakan yakni besarnya biaya fiskal yang harus dikeluarkan untuk menyelamatkan lembaga keuangan yang bermasalah dan penurunan PDB akibat krisis mata uang dan perbankan (Batunanggar, 2003). Hal ini pernah terjadi yaitu pada saat krisis moneter 1998. Krisis yang terjadi di sektor moneter akhirnya merembet dengan cepat ke sektor lain karena lemahnya sistem keuangan Indonesia. Akibatnya, biaya untuk memperbaiki kondisi keuangan tersebut menjadi lebih tinggi dibanding negara-negara lain.

III. Alat untuk membantu menyelesaikan masalah adverse selection
·        Produksi pribadi dan penjualan informasi
Menghilangkan informasi asimetris dengan memberikan rincian yang lengkap kepada orang yang menyediakan dana mengenai individu-individu atau perusahaan-perusahaan yang mencari pendanaan untuk aktivitas investasinya.
·        Regulasi pemerintah untik meningkatkan informasi
Meregulasi pasar sekuritas agar perusahaan-perusahaan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan secara jujur sehingga para investor mampu membedakan antara perusahaan yang baik dan yang buruk.
·        Perantara keuangan
Menjual informasi dan juga perantara penjualan saham perusahaan kepada investor.
·        Jaminan
Jaminan merupakan property yang dijanjikan kepada pemberi pinjaman jika peminjam gagal membayar, hal ini juga mengurangi kerugian pemberi pinjaman jika terjadi gagal pembayaran.
·        Kekayaan bersih
Modal Ekuitas, selisih asset dengan kewajiban. Berfungsi sama dengan jaminan.

IV. Bagaimana Moral Hazard Memengaruhi Struktur Keuangan di Pasar Utang
            Kontrak utang mensyaratkan peminjam untuk membayar dalam jumlah yang tetap dan membiarkan mereka menyimpan keuntungan berapa pun di atas jumlah ini, peminjam mempunyai insentif untuk mengambil proyek-proyek investasi yang lebih berisiko daripada yang diinginkan pemberi pinjaman.
Alat untuk Membantu Menyelesaikan Moral Hazard dalam Kontrak Utang
1.    Kekayaan Bersih dan Jaminan
Salah satu cara untuk menjelaskan solusi bahwa kekayaan bersih yang tinggi dan jaminan memberikan masalah moral hazard adalah mengatakan bahwa kontrak utang merupakan Incentive-compatible, yaitu incentive yang menyelaraskan incentive peminjam dengan insentive pemberi pinjaman. Semakin besar kekayaan bersih peminjam dan jaminan yang dijaminkan, semakin besar insentive peminjam berprilaku dengan cara yang diharapkan dan diinginkan pemberi pinjaman, semakin kecil masalah moral hazard dalam kontrak utang, dan semakin mudah bagi perusahaan dan rumah tangga untuk meminjam
2.   Pemantauan dan Pelaksanaan Kontrak Restriktif
Kontrak restriktif ditujukan untuk mengurangi moral hazard dengan cara mengesampingkan parilaku yang tidak diinginkan atau dengan mendorong perilaku yang diinginkan.
3.    Perantaraan Keuangan
Perantara keuangan mempunyai kemampuan untuk menghindari masalah free-rider terutama selama mereka melakukan pinjaman individu. Pinjaman individu tidak diperdagangkan, sehingga tak seorangpun yang dapat menjadi free-rider pada pemantauan dan pelaksanaan kontrak restriktif. Dengan demikian, perantara yang melakukan pinjaman menerima keuntungan dari pemantauan dan pelaksanaan dan akan bekerja untuk mengurangi masalah moral hazard yang melekat dalam kontrak utang.

V. Faktor-faktor yang Menyebabkan Krisis Keuangan
            Untuk memahami terjadinya krisis perbankan dan  keuangan dan bagaimana krisis tersebut menyebabkan kontraksi terhadap kegiatan ekonomi, perlu diteliti faktor-faktor yang menyebabkannya. Ada lima kategori faktor yang dapat memicu krisis keuangan: Kenaikan suku bunga, Peningkatan ketidakpastian, pasar aset memengaruhi neraca, masalah-masalah dalam sektor perbankan, dan ketidakseimbangan fiskal pemerintah.
·        Kenaikan Suku Bunga
               Jika suku bunga pasar meningkat karena peningkatan permintaan kredit atau karena penurunan jumlah uang beredar, risiko kredit yang baik kurang berminat untuk meminjam sedangkan risiko kredit yang buruk masih berkeinginan untuk meminjam.. Karena adanya peningkatan dalam adverse selection yang dihasilkan, pemberi pinjaman tidak berkeinginan untuk member pinjaman. Penurunan pinjaman secara substansial akan mengakibatkan penurunan substansial pada investasi dan kegiatan ekonomi agregat.
·        Peningkatan Ketidakpastian
            Peningkatan ketidakpastian yang dramatis di pasar keuangan, kemunkinan akibat kegagalan lembaga keuangan dan non keuangan yang utama, resesi, atau jatuhnya pasar saham, menyebabkan pemberi pinjaman semakin sulit untuk memilh risiko-risiko kredit yang baik dari yang buruk. Ketidak mampuan untuk menyelesaikan masalah adverse selection dapat membuat pemberi pinjaman tidak berkeinginan untuk member pinjaman, sehingga pinjaman, investasi, dan kegiatan ekonomi agregat akan mengalami penurunan.
·        Dampak Pasar Aset terhadap Neraca
            Kondisi neraca perusahaan berimplikasi penting bagi kesulitan masalah informasi asimetris dalam sistim keuangan. Penurunan yang tajam pada pasar saham merupakan satu factor yang dapat menyebabkan terpuruknya neraca perusahaan, sehingga berakibat meningkatkan masalah adverse selection dan moral hazard di pasar keuangan dan menyulut krisis keuangan.
·        Permasalahan dalam Sektor Perbankan
            Kondisi neraca bank berdampak penting bagi pemberian pinjaman bank. Jika bank mengalami pemburukan neraca bank yang cukup tajam, bank akan mulai gagal, dan kekhawatiran menyebar dari satu bank ke banklain, menyebabkan bahakan bank-bank sehat kolaps. Penurunan pinjaman bank selama krisis keuangan menurunkan pasokan dana yang tersedia bagi peminjam, yang menyebabkan suku bunga tinggi. Hasil dari kegagalan bank berganda (bank panic) berupa peningkatan masalah adverse selection dan moral hazard di pasar kredit. Masalah-masalah ini menghasilkan penurunan yang bahkan lebih tajam dalam pemberian pinjaman untuk memfasilitasi investasi produktif dan dapat menyebabkan kontraksi yang lebih tajam dalam kegiatan ekonomi.
·        Ketidakseimbangan Fiskal Pemerintah
            Ketidakseimbangan fiskal pemerintah dapat menciptakan kekhawatiran gagal bayar dari utang pemeritah. Akibatnya pemerintah mungkin bermasalah untuk mendapatkan orang yang bersedia membeli obligasinya dan pemerintah dapat memaksa bank untuk membeli obligasi tersebut. Jika kemungkinan pemerintah gagal bayar utang maka neraca bank akan melemah dan dapat memicu krisis nilai tukar di mana nilai mata uang domestic akan turun dengan tajam karena investor menarik ungnya keluar dari Negara, sehuingga akan membawa destruksi neraca perusahaan dengan utang dalam jumlah besar yang didenominasi dalam mata uang asing. Dan dapat meningkatkan masalah-masalah adverse selection dan moral hazarad. Penurunan pinjaman, dan kontraksi kegiatan ekonomi.




Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Pertumbuhan Ekonomi
(Risanda Alirastra Budiantoro – 12/330600/EK/18790 – Ilmu Ekonomi)

I. Ekonomi Pertumbuhan
Perhatian utama masyarakat dunia saat ini adalah tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan nasional. Pemerintahan suatu negara baik itu negara kaya maupun negara miskin, yang menganut sistem ekonomi apapun juga menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi saling mempengaruhi satu sama lain. Disatu sisi, pembangunan  ekonomi akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi akan memperlancar proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu masyarakat menganggap pertumbuhan sama dengan pembangunan ekonomi.
Menurut M. Suparko dan Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
A.     Akumulasi Modal
Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan yang penting. Akumulasi modal ini akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku meningkatkan stock modal (capital stock) fisik suatu negara (yakni, total nilai riil “neto” atas seluruh barang modal produktif secara fisik) dan hal itu jelas memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang.
B.     Pertumbuhan Penduduk (sumber daya manusia)
Pertumbuhan penduduk secara tradisional dianggap salah satu faktor positif yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Namun, positif atau negatifnya dampak dari pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomitergantung pada kemampuan system perekonomian suatu Negara dalam penyerap secara optimal  untuk mempekerjakan tambahan tenaga kerja tersebut.
C.     Sumberdaya alam yang tersedia
Sumberdaya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumberdaya alam yang tersedia merupakan “batas maksimum” bagi pertumbuhan suatu perekonomian. Maksudnya, jika sumberdaya ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang memegang peranan dalam pertumbuhan output tersebut akan berhenti jika semua sumberdaya alam tersebut telah digunakan secara penuh.
D.     Kemajuan teknologi tepat guna
Kemajuan teknologi merupakan solusi untuk memperbaiki kinerja untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian secara tradisional. Kemajuan teknologi  dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu
1.      Kemajuan teknologi yang bersifat netral
Hal tersebut dapat terjadi apabila jumlah output yang dihasilkan akan lebih banyak dari pada jumlah dan kombinasi input faktor produksi yang sama
2.      Hemat tenaga kerja
Kemajuan teknologi dapat meingkatkan kualitas dari tenaga kerja apabila penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan keterampilan tenaga kerja
3.      Hemat modal
Kemajuan teknologi yang meningkatkan modal terjadi jika penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara produktif.[1]

II. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Modern Menurut Kuznets
Pada awalnya Kuznets adalah seorang ahli statistik, yang banyak berkecimpung dengan pengumpulan dan analisis data. Termasuk pula didalamnya data ekonomi. Karena banyak mengumpulkan data-data ekonomi, ia menjadi tertarik dengan bidang ekonomi. Berkat kepintarannya Kuznets berasil menggabungkan ilmu statistika dan ilmu matematika dengan ilmu ekonomi menjadi suatu kesatuan yang padu. Sebagai seorang ahli ekonomi terkemuka di Amerika Serikat yang pernah memperoleh hadiah Nobel dinyatakan bahwa, proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakannya sebagai Modern Economic Growth.
Pertumbuhan ekonomi adalah kemampuan jangka panjang untuk menyediakan berbagai jenis barang ekonomi yang terus meningkat kepada masyarakat.kemampuan ini tumbuh atas dasar kemajuan teknologi, institusional dan ideologis yang diperlukannya. Ada 3 komponen pokok penting, yaitu :
1.      Kenaikan output nasional secara terus menerus
Peningkatan output yang terus menerus dana terpelihara merupakan manivestasi pertumbuhan ekonomi. Kemampuan untuk menyediakan berbagai macam barang adalah tanda kematangan ekonomi.
2.      Kemajuan teknologi sebagai prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi
Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat kemampuan pertumbuhan dalam menyediakan aneka macam barang kepada penduduk.
3.      Penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi.
Penggunaan teknologi secara luas dan efesien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideology sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat di mamfaatkan secara tepat. Pembaharuan teknologi haruslah dibarengi dengan pembaharuan sosial.

Selain itu ada, menurut kusnetz ada 6 ciri pertumbuhan ekonomi modern
         Dua variable ekonomi agreratif :
1.  Tingginya tingkat pertumbuhan output per kapita dan penduduk
2. Tingginya tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara  keseluruhan, terutama produktivitas tenaga kerja.
Dua variable transformasi structural :
3.  Tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi
4.  Tingginya tingkat transformasi sosial dan ideology
 Dua faktor yang mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi internasional :
5. Kecenderungan negara-negara maju secara ekonomis untuk  menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasar dan bahan baku.
6.  Pertumbuhan ekonomi ini hanya terbatas pada sepertiga  populasi dunia.

III. Pengalaman Negara Pembangunan dalam Era Globalisasi
               Globalisasi yang dicirikan oleh semakin intensifnya proses interaksi antar negara adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap bangsa di dunia ini Batas-batas geografis antar negara semakin berkurang signifikansinya yang mengakibatkan pergeseran nilai-nilai di bidang politik, sosial budaya dan pertahananan keamanan. Sementara itu, di bidang ekonomi persaingan yang terjadi berlangsung semakin ketat yang semakin menyulitkan posisi negara-negara berkembang dan miskin (Stiglitz, 2006). Kondisi-kondisi tersebut mendorong negara-negara untuk melakukan kerjasama guna memecahkan berbagai permasalahan bersama.
               Proses globalisasi yang terjadi di dunia, di Indonesia pun sedang terjadi proses perubahan yang besar yang direncanakan. Untuk kepentingan pembahasan ini ada dua pola perubahan yang sedang terjadi, yang meskipun berbeda (distinct) keduanya berkaitan dan bahkan dapat dikatakan yang satu mencerminkan yang lainnya, atau keduanya adalah sisi-sisi dari fenomena yang sama.
               Pertama, proses transformasi struktural dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern dan dari ekonomi agraris ke ekonomi industri. Proses perubahan ini atau proses modernisasi ini, merupakan wujud nyata dari pembangunan ekonomi yang telah menampakkan kemajuan nyata karena bersamaan dengan proses itu telah terjadi peningkatan kesejahteraaan yang dihasilkan oleh peningkatan produktivitas  perekonomian secara keseluruhan.
               Kedua, proses transformasi dari sistem ekonomi yang didominasi oleh pemerintah ke arah sistem ekonomi pasar, yang masyarakatnya makin berperan sebagai pelaku utama pembangunan. Proses perubahan ini menghasilkan efisiensi perekonomian nasional, meningkatkan daya saing dan dengan demikian mendorong peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat. Kedua proses internal tersebut didorong dan dipengaruhi oleh proses eksternal tadi, yaitu proses globalisasi perekonomian dunia, dengan dua ciri dan faktor pedorongnya yaitu perdagangan bebas dan kemajuan teknologi
               Negara - negara industri baru seperti Korea dan Taiwan juga memiliki lembaga-lembaga perencanaan yang berperan besar dalam mengarahkan gerak pembangunan ekonomi sehingga menghasilkan kemajuan seperti yang dicapai sekarang. Bank Dunia bahkan menunukkan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi di negara -negara Asia Timur (termasuk Indonesia) antaralain disebabkan oleh adanya intervensi yang tepat dari pemerintahnya.
               Kegagalan perencanaan biasanya terjadi bukan karena adanya perencanaan itu  sendiri, melainkan dapat bersumber pada berbagai sebab lainnya. Pertama, penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena informasinya kurang lengkap atau metodologinya belum dikuasai, atau perencanaannya sejak semula memang tidak realistis sehingga tidak mungkin pernah bisa terlaksana. Dalam hal terakhir ini, biasanya pengaruh politis terlalu besar sehingga pertimbangan -pertimbangan teknis perencanaan diabaikan. Kedua, perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti seharusnya. Dengan demikian, kegagalan yang terjadi adalah karena tidak berkaitnya perencanaan dengan pelaksanaannya. Penyebabnya, dapat karena aparat pelaksana yang tidak siap atau tidak kompeten, tetapi dapat juga karena rakyat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga tidak mendukungnnya. Ketiga, perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang. Misalnya, orientasi semata- mata pada pertumbuhan yang menyebabkan makin melebarnya kesenjangan. Dengan demikian, yang keliru bukan semata- mata perencanaannya, tetapi falsafah atau konsep di balik perencanaan itu.  Keempat, karena perencanaan diartikan sebagai pengaturan total kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun. Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan berkembangnya prakarsa individu dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat secara penuh. Sistem ini bertentangan dengan hukum pena waran dan permintaan karena pemerintah mengatur semuanya. Perencanaan seperti inilah yang disebut sebagai sistem perencanaan terpusat (centrally planned system )
               Sistem perencanaan yang berhasil diterapkan di berbagai negara yang telah terbukti kemajuannya, seperti Jepang dan negara - negara industri baru, adalah sistem perencanaan yang mendorong berkembangnya mekanisme pasar dan peran serta masyarakat. Dalam sistem itu perencanaan dilakukan dengan menentukan sasaran- sasaran secara garis besar, baik di bidang sosial maupun ekonomi, dan pelaku  utamanya adalah masyarakat atau dengan kata lain usaha swasta. Jepang, merupakan satu- satunya negara industri yang memiliki lembaga perencanaan, yaitu  Economic Planning Agency, yang dipimpin oleh seorang menteri (meskipun sebut annya adalah Direktur Jenderal). Lembaga ini berperan mengarahkan perekonomian Jepang sejak awal, sejak namanya masih Economic Stabilization Board yang didirikan pada tahun 1946. Lembaga inilah yang membuat rencana komprehensif untuk pemulihan kembali ( recovery) Jepang[2]


[1] Rafki Rasyid, Sejarah Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Kontemporer: Pelajaran dan Kontroversi, Diakses dari : http://rafki-rs.blogspot.com/2008/01/sejarah-pertumbuhan-ekonomi-dan_01.html, pada tanggal 3 Oktober 2013, pukul 07.20
[2] Ginandjar Kartasasmita , Kebijaksanaan Perencanaan Pembangunan Memasuki Abad ke-21, Diakses dari http://www.ginandjar.com/public/06KebijaksanaanPerencanaanPembangunan.pdf, pada tanggal 3 oktober 2013, pukul 22.30