Senin, 23 September 2013

Konsep Tingkat Suku Bunga

Konsep Tingkat Suku Bunga 
(Risanda Alirastra Budiantoro – 12/330600/EK/18790 – Ilmu Ekonomi )

Sampai saat ini kita telah membicarakan mengenai bekerjanya pasar uang serta teori mengenai permintaan uang, untuk mengkaji lebih dalam menganai aspek dari salah satu dimensi pasar uang adalah tingkat bunga atau interest rate. Tingkat suku bunga memegang peranan penting dalam setiap perekonomian yang menggunakan uang untuk penyimpan kekayaan (store of value). Sebagai contoh Rp 1000 hari ini = Rp 1100 tahun depan
         Harga relatif uang  à (t+1)/t = 1100/1000 = 1.1
         Simple interest rateà ((t+1)-t)/t)
         1100-1000/1000 = 0.1 atau 10%
Dengan i = 0.10
         Dalam satu tahun Rp1000×(1+0.10) = 1100
         Dalam dua tahun  Rp1000×(1+0.10)×(1+0.10) atau Rp1000×(1+0.10)2  = 1210
         Dalam tiga tahun  Rp1000×(1+0.10)3 = 1330
Jadi dalam n tahun : Rp1000×(1+0.10)n

Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi keputusan seseorang atau rumah tangga dalam mengkonsumsi, membeli rumah, membeli obligasi, atau menaruhnya dalam rekening tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomis bagi pengusaha atau pimpinan perusahaan apakah akan melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan kapasitas. Menurut Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu :
a.       State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk menghitung beban bunga
b.      Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan stated rate untuk jumlah periode pertahun dan jumlah pokok yang benar-benar dipinjam
c.       Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak keuangan yang memenuhi tiga syarat : jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam, pada awal tahun, kemudian dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga.[1]

Instrument pasar utang di bagi menjadi empat jenis, yaitu pinjaman sederhana, pinjaman dengan pembayaran tetap, obligasi kupon, dan obligasi tanpa kupon atau obligasi diskonto.Keempat instrument pasar utang ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat bunga.Tingkat bunga pasar utang berbeda dengan tingkat bunga bank sentral karena tingkat bunga bank sentral merupakan salah satu instrument kebijakan moneter, tetapi tingkat bunga bank sentral terintegrasi dengan tingkat bunga pasar utang.
a.       Pinjaman Sederhana
Pinjaman sederhana ( simple loan ) adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar kembali pada waktu jatuh tempo ditambah bunga pinjaman. Dari pinjaman sederhana tingkat bunga dihitung sebagai berikut :
R = (TP – LV) / LV x 100 %
Dimana :
R    =  tingkat bunga nominal
TP  =  total pembayaran
LV  =  nilai pinjaman
b.   Pinjaman Pembayaran Tetap
Pinjaman pembayaran tetap ( fixed payment loan ) adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar setiap periode di tambah bunga pinjaman dengan jumlah tetap, biasanya per bulan. Masalah dalam pinjaman pembayaran tetap adalah menentukan pembayaran tetap awal tahun. Formula pinjaman pembayaran tetap adalah :
LV = FP/(1+R) + FP/(1+R)2 + … + FP/(1+R)T
LV  = FP  x (1-1/(1+R)T)/R
Di mana:
FP   = jumlah pembayaran tetap
T     = periode waktu jatuh tempo
C.  Obligasi Kupon
Obligasi kupon ( cupon bond ) artinya penerbit atau penjual obligasi membayar bunga tetap (coupon payment ) kepada pemegang obligasi setiap tahun dan nilai nominal pada waktu jatuh tempo. Masalah umum pada obligasi kupon, dimana system pembayaran hamper sama dengan pinjaman pembayaran tetap, yaitu :
P = C/(1+R) + C/(1+R)2 + … + C/(1+R)n + F/(1+R)T
P = C x (1-1/(1+R)T)/R + F/(1+R)T
Dimana :
P = harga obligasi kupon
C = kupon obligasi
F = nilai nominal obligasi
d.   Obligasi Tanpa kupon atau Obligasi Diskonto
Obligasi diskonto ( discount bond atau zero-coupond bond ) adalah obligasi tanpa kupon yang dibeli dibawah harga nominal dan dibayar kembali besar nominal sesudah jatuh tempo. Metode perhitungan tingkat bunga dari obligasi diskonto atau tanpa kupon mirip dengan perhitungan pinjaman sederhana. Tingkat suku bunga dan harga obligasi memiliki hubungan negative. Jika tingkat bunga naik maka harga obligasi turun, sebaliknya jika tingkat bunga turun maka harga obligasi naik yaitu :
R = (F – P) / P

Tingkat suku bunga nominal adalah tingkat suku bunga yang tidak memperhitungkan nilai inflasi. Tingkat suku bunga riil adalah tingkat suku bunga yang memperhitungkan inflasi, sehingga perhitungan tingkat suku bunga tersebut lebih mencerminkan cost of borrowing yang sebenarnya (Mishkin, 2007). ingkat suku bunga riil yang memperhitungkan ekspektasi perubahan tingkat harga disebut sebagai ex ante real interest rate. Sedangkan tingkat suku bunga riil yang memperhitungkan perubahan tingkat harga aktual disebut sebagai ex post real interest rate. Tingkat suku bunga riil , tingkat suku bunga dan inflasi dihubungkan oleh persamaan fisher (fisher equation) sebagai berikut:
         Dimana :
ir  = suku bunga nominal
*      suku bunga riil
saat suku bunga riil rendah, insentif untuk meminjam akan meningkat sedangkan insentif untuk memberi pinjaman akan semakin turun ataupun sebaliknya, apabila tingkat suku bunga riil tinggi, maka tingkat meminjam akan semakin cenderung menurun dan pemberi peinjaman akan semankin naik.




[1] Waro Muhammad, Tingkat Dan Struktur Suku Bunga,  Diakses dari : http://waromuhammad.blogspot.com/2012/02/tingkat-dan-struktur-suku-bunga.html pada tanggal 21 september 2013, pukul 17.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar