Kamis, 10 Oktober 2013

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Pertumbuhan Ekonomi
(Risanda Alirastra Budiantoro – 12/330600/EK/18790 – Ilmu Ekonomi)

I. Ekonomi Pertumbuhan
Perhatian utama masyarakat dunia saat ini adalah tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan nasional. Pemerintahan suatu negara baik itu negara kaya maupun negara miskin, yang menganut sistem ekonomi apapun juga menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi saling mempengaruhi satu sama lain. Disatu sisi, pembangunan  ekonomi akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi akan memperlancar proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu masyarakat menganggap pertumbuhan sama dengan pembangunan ekonomi.
Menurut M. Suparko dan Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
A.     Akumulasi Modal
Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan yang penting. Akumulasi modal ini akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku meningkatkan stock modal (capital stock) fisik suatu negara (yakni, total nilai riil “neto” atas seluruh barang modal produktif secara fisik) dan hal itu jelas memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang.
B.     Pertumbuhan Penduduk (sumber daya manusia)
Pertumbuhan penduduk secara tradisional dianggap salah satu faktor positif yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Namun, positif atau negatifnya dampak dari pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomitergantung pada kemampuan system perekonomian suatu Negara dalam penyerap secara optimal  untuk mempekerjakan tambahan tenaga kerja tersebut.
C.     Sumberdaya alam yang tersedia
Sumberdaya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumberdaya alam yang tersedia merupakan “batas maksimum” bagi pertumbuhan suatu perekonomian. Maksudnya, jika sumberdaya ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang memegang peranan dalam pertumbuhan output tersebut akan berhenti jika semua sumberdaya alam tersebut telah digunakan secara penuh.
D.     Kemajuan teknologi tepat guna
Kemajuan teknologi merupakan solusi untuk memperbaiki kinerja untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian secara tradisional. Kemajuan teknologi  dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu
1.      Kemajuan teknologi yang bersifat netral
Hal tersebut dapat terjadi apabila jumlah output yang dihasilkan akan lebih banyak dari pada jumlah dan kombinasi input faktor produksi yang sama
2.      Hemat tenaga kerja
Kemajuan teknologi dapat meingkatkan kualitas dari tenaga kerja apabila penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan keterampilan tenaga kerja
3.      Hemat modal
Kemajuan teknologi yang meningkatkan modal terjadi jika penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara produktif.[1]

II. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Modern Menurut Kuznets
Pada awalnya Kuznets adalah seorang ahli statistik, yang banyak berkecimpung dengan pengumpulan dan analisis data. Termasuk pula didalamnya data ekonomi. Karena banyak mengumpulkan data-data ekonomi, ia menjadi tertarik dengan bidang ekonomi. Berkat kepintarannya Kuznets berasil menggabungkan ilmu statistika dan ilmu matematika dengan ilmu ekonomi menjadi suatu kesatuan yang padu. Sebagai seorang ahli ekonomi terkemuka di Amerika Serikat yang pernah memperoleh hadiah Nobel dinyatakan bahwa, proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakannya sebagai Modern Economic Growth.
Pertumbuhan ekonomi adalah kemampuan jangka panjang untuk menyediakan berbagai jenis barang ekonomi yang terus meningkat kepada masyarakat.kemampuan ini tumbuh atas dasar kemajuan teknologi, institusional dan ideologis yang diperlukannya. Ada 3 komponen pokok penting, yaitu :
1.      Kenaikan output nasional secara terus menerus
Peningkatan output yang terus menerus dana terpelihara merupakan manivestasi pertumbuhan ekonomi. Kemampuan untuk menyediakan berbagai macam barang adalah tanda kematangan ekonomi.
2.      Kemajuan teknologi sebagai prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi
Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat kemampuan pertumbuhan dalam menyediakan aneka macam barang kepada penduduk.
3.      Penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi.
Penggunaan teknologi secara luas dan efesien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideology sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat di mamfaatkan secara tepat. Pembaharuan teknologi haruslah dibarengi dengan pembaharuan sosial.

Selain itu ada, menurut kusnetz ada 6 ciri pertumbuhan ekonomi modern
         Dua variable ekonomi agreratif :
1.  Tingginya tingkat pertumbuhan output per kapita dan penduduk
2. Tingginya tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara  keseluruhan, terutama produktivitas tenaga kerja.
Dua variable transformasi structural :
3.  Tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi
4.  Tingginya tingkat transformasi sosial dan ideology
 Dua faktor yang mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi internasional :
5. Kecenderungan negara-negara maju secara ekonomis untuk  menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasar dan bahan baku.
6.  Pertumbuhan ekonomi ini hanya terbatas pada sepertiga  populasi dunia.

III. Pengalaman Negara Pembangunan dalam Era Globalisasi
               Globalisasi yang dicirikan oleh semakin intensifnya proses interaksi antar negara adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap bangsa di dunia ini Batas-batas geografis antar negara semakin berkurang signifikansinya yang mengakibatkan pergeseran nilai-nilai di bidang politik, sosial budaya dan pertahananan keamanan. Sementara itu, di bidang ekonomi persaingan yang terjadi berlangsung semakin ketat yang semakin menyulitkan posisi negara-negara berkembang dan miskin (Stiglitz, 2006). Kondisi-kondisi tersebut mendorong negara-negara untuk melakukan kerjasama guna memecahkan berbagai permasalahan bersama.
               Proses globalisasi yang terjadi di dunia, di Indonesia pun sedang terjadi proses perubahan yang besar yang direncanakan. Untuk kepentingan pembahasan ini ada dua pola perubahan yang sedang terjadi, yang meskipun berbeda (distinct) keduanya berkaitan dan bahkan dapat dikatakan yang satu mencerminkan yang lainnya, atau keduanya adalah sisi-sisi dari fenomena yang sama.
               Pertama, proses transformasi struktural dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern dan dari ekonomi agraris ke ekonomi industri. Proses perubahan ini atau proses modernisasi ini, merupakan wujud nyata dari pembangunan ekonomi yang telah menampakkan kemajuan nyata karena bersamaan dengan proses itu telah terjadi peningkatan kesejahteraaan yang dihasilkan oleh peningkatan produktivitas  perekonomian secara keseluruhan.
               Kedua, proses transformasi dari sistem ekonomi yang didominasi oleh pemerintah ke arah sistem ekonomi pasar, yang masyarakatnya makin berperan sebagai pelaku utama pembangunan. Proses perubahan ini menghasilkan efisiensi perekonomian nasional, meningkatkan daya saing dan dengan demikian mendorong peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat. Kedua proses internal tersebut didorong dan dipengaruhi oleh proses eksternal tadi, yaitu proses globalisasi perekonomian dunia, dengan dua ciri dan faktor pedorongnya yaitu perdagangan bebas dan kemajuan teknologi
               Negara - negara industri baru seperti Korea dan Taiwan juga memiliki lembaga-lembaga perencanaan yang berperan besar dalam mengarahkan gerak pembangunan ekonomi sehingga menghasilkan kemajuan seperti yang dicapai sekarang. Bank Dunia bahkan menunukkan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi di negara -negara Asia Timur (termasuk Indonesia) antaralain disebabkan oleh adanya intervensi yang tepat dari pemerintahnya.
               Kegagalan perencanaan biasanya terjadi bukan karena adanya perencanaan itu  sendiri, melainkan dapat bersumber pada berbagai sebab lainnya. Pertama, penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena informasinya kurang lengkap atau metodologinya belum dikuasai, atau perencanaannya sejak semula memang tidak realistis sehingga tidak mungkin pernah bisa terlaksana. Dalam hal terakhir ini, biasanya pengaruh politis terlalu besar sehingga pertimbangan -pertimbangan teknis perencanaan diabaikan. Kedua, perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti seharusnya. Dengan demikian, kegagalan yang terjadi adalah karena tidak berkaitnya perencanaan dengan pelaksanaannya. Penyebabnya, dapat karena aparat pelaksana yang tidak siap atau tidak kompeten, tetapi dapat juga karena rakyat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga tidak mendukungnnya. Ketiga, perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang. Misalnya, orientasi semata- mata pada pertumbuhan yang menyebabkan makin melebarnya kesenjangan. Dengan demikian, yang keliru bukan semata- mata perencanaannya, tetapi falsafah atau konsep di balik perencanaan itu.  Keempat, karena perencanaan diartikan sebagai pengaturan total kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun. Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan berkembangnya prakarsa individu dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat secara penuh. Sistem ini bertentangan dengan hukum pena waran dan permintaan karena pemerintah mengatur semuanya. Perencanaan seperti inilah yang disebut sebagai sistem perencanaan terpusat (centrally planned system )
               Sistem perencanaan yang berhasil diterapkan di berbagai negara yang telah terbukti kemajuannya, seperti Jepang dan negara - negara industri baru, adalah sistem perencanaan yang mendorong berkembangnya mekanisme pasar dan peran serta masyarakat. Dalam sistem itu perencanaan dilakukan dengan menentukan sasaran- sasaran secara garis besar, baik di bidang sosial maupun ekonomi, dan pelaku  utamanya adalah masyarakat atau dengan kata lain usaha swasta. Jepang, merupakan satu- satunya negara industri yang memiliki lembaga perencanaan, yaitu  Economic Planning Agency, yang dipimpin oleh seorang menteri (meskipun sebut annya adalah Direktur Jenderal). Lembaga ini berperan mengarahkan perekonomian Jepang sejak awal, sejak namanya masih Economic Stabilization Board yang didirikan pada tahun 1946. Lembaga inilah yang membuat rencana komprehensif untuk pemulihan kembali ( recovery) Jepang[2]


[1] Rafki Rasyid, Sejarah Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Kontemporer: Pelajaran dan Kontroversi, Diakses dari : http://rafki-rs.blogspot.com/2008/01/sejarah-pertumbuhan-ekonomi-dan_01.html, pada tanggal 3 Oktober 2013, pukul 07.20
[2] Ginandjar Kartasasmita , Kebijaksanaan Perencanaan Pembangunan Memasuki Abad ke-21, Diakses dari http://www.ginandjar.com/public/06KebijaksanaanPerencanaanPembangunan.pdf, pada tanggal 3 oktober 2013, pukul 22.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar