Selasa, 17 September 2013

Paradigma dan Indikator Pembangunan Ekonomi Indonesia

Paradigma dan Indikator Pembangunan Ekonomi Indonesia
(Risanda Alirastra Budiantoro – 12/330600/EK/18790 – Ilmu Ekonomi )

1. Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia (Tradisional à Modern)
Kita sering berbicara tentang pembangunan, namun mungkin hanya sedikit yang kita ketahui tentang pembangunan itu sendiri. Pembangunan telah menjadi obsesi banyak negara, namun dalam faktanya tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan banyaknya persoalan yang terjadi selama proses pembangunan, seperti masalah pengangguran, kemiskinan, urbanisasi yang tinggi sehingga menciptakan masyarakat miskin di kota dan kesenjangan ekonomi.
Paradigma tradisional memiliki pandangan tentang pembangunan pada Indonesia sebagai negara yang berkembang sehingga diidentikan dengan upaya untuk meningkatkan pendapatan per-kapita atau dengan strategi pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi masalah-masalah pembangunan yang berdasarkan pada pancasila dan pembukaan UUD 1945. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bentuk manifestasi keberhasilan didalam meningkatkan tingkat GNP suatu negara pada periode tertentu melalui sektor sektor yang berpeluang. Pemikiran yang demikian akan memunculkan teori pertumbuhan dan pembangunan sebagai tujuan utama dari setiap kebijakan ekonomi, sebagai contoh Program MP3EI, dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan perekonomian Indonesia dapat menjadi lebih terarah sesuai dengan rencana dan tepat sasaran untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimum sehingga terciptanya masyarakat yang happiness dengan indikator tingkat kesejahteraan.
Indikator perubahan pembangunan terjadi akibat dari perubahan pola pikir dari para ekonom dan sebagai tuntutan perubahan zaman. Perubahan paradigma pembangunan beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya berpedoman pada tingkat GNP sebagai sasaran pembangunan tetapi lebih memusatkan perhatian pada kualitas pembangunan, pada saat inilah mulai mengkaji ulang kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dari rencana pembangunan. Pandangan dari ekonom mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan masalah pembangunan negara berkembang dikenal dengan istilah ekonomi pembangunan yang masuk dalam analisis makro ekonomi. Para ekonom menyadari pembangunan ekonomi tidak terlepas dari kinerja pemerintah untuk selalu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan menerapkan kebijakan secara berkelanjutan sehingga tingkat kualitas pembangunannya akan selalu terjaga dengan baik..

2. Indikator keberhasilan Pembangunan Ekonomi
Mengukur tingkat keberhasilan pembangunan suatu negara diperlukan tolak ukur dengan indikator sesuai dengan definisi dari ekonomi pembangunan itu sendiri, agar pembangunan ekonomi dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Indikatornya adalah tingkat pendapatan harus seimbang dengan pengeluaran dan harus seimbang pula dengan tingkat produksi, indikator tersebut diharapkan diharapkan mampu mewakili atau merupakan model dari semua aspek atas pembangunan ekonomi.
2.1. Indikator Ekonomi
      2.1.1 GNP ( Gross National Product) atau Produk Nasional Bruto
            Indicator pertama yang umum digunakan diberbagai Negara untuk menilai perkembangan ekonomi adalah perubahan pendapatan nasional riil dalam jangka waktu panjang. Pendapatan nasional riil menunjukkan output secara keseluruhan dari barang-barang jadi dan jasa suatu negara. Negara dikatakan tumbuh ekonominya jika pendapatan nasional riil-nya naik dari periode sebelumnya. Tingkat petumbuhan ekonomi dihitung dari pertambahan pendapatan nasional riil yaitu Produk Nasional Bruto riil yang berlaku dari tahun ke tahun.
2.1.2 Kesejahteraan Penduduk
Indikator ketiga yang juga digunakan untuk mengukur perkembangan ekonomi adalah nilai kesejahteraan penduduknya. Terjadi peningkatan kesejahteraan material yang terus-menerus dan berjangka panjang. Hal ini dapat ditinjau dari kelancaran distribusi barang dan jasa. Distribusi yang lancar menunjukkan distribusi pendapatan per kapita pada seluruh wilayah Negara. Peningkatan kesejateraan terjadi secara merata pada seluruh kawasan. Tingkat kesejahteraan dapat pula diukur dengan pendapatan riil per kapita.
2.1.3 Tenaga Kerja Dan Pengangguran.
Indikator keempat yang dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan ekonomi adalah jumlah tenaga kerja dan tingkat pengangguran.  Pengangguran merupakan selisih antara angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu.[1]

2.2 Indikator Non Ekonomi ( Sosial )
            2.2.1  Indeks Kualitas Hidup
Indeks kualitas hidup (IKH) atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial.
            2.2.2 Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indikator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indikator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.[2]


[1] Diakses dari : http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/indikator-pertumbuhan-ekonomi-suatu-negara, pada tanggal 16 September 2013, pukul 20.30
[2] Parsiyo, S.IP, MM, Indikator Keberhasilan Pembangunan, diakses dari : http://ppmkp.bppsdmp.deptan.go.id/index.php/artikel/kepemimpinan-dan-manajemen/75-indikator-keberhasilan-pembangunan  pada tanggal 16 September 2013, pukul 20.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar