Rabu, 18 Juli 2012

Happy birthday PRASASTI Angk. XX

Tak ada sesuatu yang istimewa yang membedakan malam ini dengan malam-malam lainnya. karena kami memang tak diajarkan untuk berbeda dan tak satupun dari kami menginginkannya, menginginkan untuk berbeda, dalam berbagai arti dan berbagai sudut pandang. dalam nama multikultural, keselarasan tak dicapai hanya dalam kedipan mata.


         
Saat keseragaman dijunjung tinggi, sulit untuk menjadi satu diantara ratusan insan cendekia dari tiap inchi daratan Nusantara. tak mudah memetik menit untuk dirimu saat nasionalisme terpenetrasi, menjadi idealisme yang menggenggam tanganmu tiap waktu. 

Buku : SMA Taruna Nusantara Magelang Sekolah Terbaik di Indonesia

 
Buku : Bocah-Bocah Pirikan Reflesi 20 tahun SMA Taruna Nusantara

 Mereka bilang, aku telah menjual masa remajaku dengan masa tempaan, demi kegemilangan masa depan. aku tak menyebutnya menukar, karena aku sama sekali tak merasa kehilangan. Jika kausebut aku dramatis, hakmu sebagai pembaca. dan kami selalu diajarkan untuk menghargai hak orang lain. Banyak hal istimewa yang mereka ajarkan padaku disini. yang menurutku tak kan kutemukan dilain tempat dan lain waktu. Disini kami diajarkan betapa berharganya sebatang pena dan selembar sapu tangan. Tak akan segan mereka membentak ku jika tak menemukan satu diantaranya di sakuku. 


Amanat Presiden Soeharto

 Dan aku mulai terbiasa dengan rasa takut saat tahu aku datang tanpa kilauan mata sabuk maupun ujung sepatuku. saat ke-tujuh garis di kemejaku tak cukup tajam, sedangkan jaket dan celanaku tak cukup halus. saat helai rambutku menyentuh kerah maupun saat kuku jemariku terlalu panjang. 'begini kalian sebut diri kalian lelaki?". tak ada kecaman memang. bayangkan saja saat kau diragukan sebagai seorang lelaki, saat kau memang satu diantaranya. meskipun dalam hati kau mengakuinya.

Disini kami diajarkan, betapa satu ketuk langkah sepatu mencerminkan 302 kepribadian rekanmu. saat kelantangan suara menjadi perlambang nyali dan ketegasanmu. dan kau dapat mendengar semangat kami dari nada-nada yang kami teriakkan. awalnya ku menjerit, dan mungkin rekan-rekanku juga. namun perlahan hal itu mengarteri. tak lengkap kini rasanya jika kata-kata itu tak mengiringi tabuhan jantung hati kami. 



            Saat kami berkumpul bersama, adalah saat yang tak sanggup tuk tak dikenang. dimana kami merasa seiya sekata, satu hati, satu tujuan, satu mimpi, satu tekad. memberikan karya terbaik tuk masyarakat, bangsa, negara, dan dunia. Apalah artinya kata-kata lantang itu jika memang tekad telah terpatri di dasar hati. maafkan kami jika terkadang masih terkhilaf dalam menghafal tiap huruf tiap kata, namun kami tak mungkin salah jika memang kami berniat tuk mewujudkan ikrar kami. mungkin tak disini, tak sekarang. detik nanti, kan kami buktikan. 

Tanjakan-tanjakan itu kami telusuri tiap tepinya. bersama, bersenandung dengan riang. peduli setan dengan peluh, maupun rasa panas yang menggigit kaki kami di tengah terik mentari. seakan memaksa kami tuk berhenti, kembali, menangisi. maaf! kami berbeda, karena kami BERSEMANGAT. betapa kata kecil itu terdengar hangat dan luar biasa saat kami pekikan ditengah rindangnya ranting-ranting doa yang mengiringi kami. hingga akhirnya kami berhasil merangkaki rumput dan lumpur demi meraih sebuah warna, yang mengantarkan kami pada tahapan perjuangan selanjutnya.

Indah???….. tergantung bagaimana kau memaknainya. mungkin tak setiap orang yang dapat melihat hentakan kaki-kaki kecil kami sebagai sebuah tarian. tak apa, nasib seorang seniman. hanya mereka yang memahami, ketika derap per derapnya kami resapi dengan niatan tulus. patutkah jika kami dikatakan penghibur? saat kami memang mencoba menyunggingkan senyum diantara jiwa-jiwa yang dengan berat melapas kami untuk bernaung dibawah Pancasila. dibawah payung Sumpah Pemuda. di atas bumi Indonesia. kami adalah kami seutuhnya.
Pembaretan SMA Taruna Nusantara
Kuntum-kuntum generasi menyengat asa kami. kini tak hanya kami yang berdiri disini. ratusan tawa-tawa manja itulah yang kini harus kami patri. Ya, memang kami tak sepadan. namun masih ada takdir yang harus kami gulirkan. abang, kakak, dan adik. mencoba beriring dan berseragam. menjaga roda almamater kami tetap berputar dan bersinar.

Jutaan tetes air mata yang mampu kami teteskan disini. Saat kami harus berlari untuk apa yang telah orang lain lakukan. Saat kami harus menahan lapar untuk tak mendengar hentak dan bentakan. Saat kami merindukan hangat peluk disela dinginnya iklim kemandirian. Saat kami menahan hati untuk tetap menjaga harga diri, saat benih-benih cinta mulai tumbuh diantara kami. Saat kami mengantarkan abang dan kakak melangkah menyusuri jalan kenangan. Hingga tiba saatnya kami dihantar, dan menciptakan prasasti kami sendiri sebagai pertanda rampungnya masa kami disini.
The Graduation Taruna Nusantara XX batch

Passing Out

Penghormatan Terakhir untuk Almamater


 Apalah arti air mata saat sesungguhnya kau dapat tersenyum tertawa tiap waktunya. Ketika namamu tersebut dan tersanjung di tengah balairung atas tinta emas yang kau torehkan. Ketika seseorang bernyanyi sebagai hadiah atas bertambah kedewasaanmu. sefals apapun suara mereka akan tetap terdengar merdu di telingamu. Ketika secarik kertas yang terselip diantara lembaran persahabatan berubah menjadi cinta. Ketika kau membalik masa lalu, dan menemukan peranmu dalam rangkaian pengabdian itu. ketika kau melihat jejakmu dikagumi dan dijejaki kembali oleh pelita-pelita kecil itu. Ketika kau mengagumi dia yang mungkin tak kau kenal, merasakan sensasi yang membuktikan kedewasaan dalam aliran darah yang remaja.

Tiga tahap, lalu tiga bulan. tiga bulan dalam tiga tahun. tiga tahun untuk selamanya. Selamanya kita kan bersama, bersenandung, berderap, berlari, bercanda, berpeluh, berpelukan, bermandikan asa dan cita-cita. tuk menjadi generasi penerus bangsa. dan kini apalah arti kilauan teknologi dan harumnya revolusi? Ketika aku akan selalu dapat menemukan kebahagiaan kala melukis diatas pisang di ruang komunikasi bersama :) dan masih berlanjut... HAPPY BIRTHDAY, PRASASTI Angkatan XX !!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar