Pertumbuhan, Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan
(Risanda Alirasta Budiantoro -
12-330600/EK/18790 – Ilmu Ekonomi)
I. Definisi Kemiskinan: Kemiskinan Absolut dan Relatif.
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh
negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju. . Dari ukuran kehidupan modern pada masa
kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan
kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern. Berdasarkan jenisnya kemiskinan secara
umum dapat dibagi menjadi dua: (1) Kemiskinan absolut terjadi apabila
tingkat pendapatan seseorang di bawah garis kemiskinan absolut yang telah
ditetapkan, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum yang antara
lain terdiri dari kebutuhan sandang, pangan, kesehatan, perumahan dan
pendidikan. (2) kemiskinan relatif kemiskinan yang di bandingkan dengan rata-rata
atau ukuran dimana ia tinggal sehingga walaupun ia secara absolut tidak miskin
apabila tinggal di wilayah yang sangat kaya (pondok indah) maka dinamakan
miskin
II. Pengukuran
Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan.
Kesejahteraan:
·
Pendapatan perkapita
·
Distribusi pendapatan
|
Meningkat
dan merata
|
§
Menurun
§
Meningkat dan tidak merata
§
Tidak berubah dan tidak
merata
|
Pemerintah
berhasil
|
Pemerintah
Gagal
|
BPS menggunakan 2 macam
pendekatan, yaitu (1) Pendekatan yang
pertama, pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach) merupakan
pendekatan yang sering digunakan. Dalam metode BPS, kemiskinan
dikonseptualisasikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Sedangkan (2) pendekatan Head Count
Index merupakan ukuran yang menggunakan kemiskinan absolut. Jumlah penduduk
miskin adalah jumlah penduduk yang berada di bawah batas yang disebut garis
kemiskinan, yang merupakan nilai rupiah dari kebutuhan minimum makanan dan non
makanan
III.
Karakteristik Ekonomi Kelompok Miskin.
Perpaduan tingkat pendapatan
perkapita yang rendah dan distribusi pendapatan yang sangat tidak merata akan
menghasilkan kemiskinan absolut yang parah. Jelas bahwa pada tingkat distribusi
pendapatan tertentu, semakin tinggi
pendapatan perkapita yang ada, akan semakin rendah jumlah kemiskinan
absolut. Akan tetapi, tingginya tingkat pendapatan perkapita tidak menjamin
lebih randahnya tingkat kemiskinan absolut. Namun penggambaran
kemiskinan absolut secara garis besar
saja tidaklah cukup. Sebelum kita memuaskan program dan
kebijakan-kebijakan yang efektif untuk memerangi sumber-sumber kemiskinan,
perlu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai siapa yang termasuk dalam
kelompok miskin itu, dan apa saja karakteristik ekonomi mereka.
IV. Konsep dasar
Distribusi Pendapatan.
Distribusi pendapatan nasional
merupakan unsur penting untuk mengetahui tinggi atau rendahnya kesejahteraan
atau kemakmuran suatu negara. Distribusi pendapatan yang merata kepada
masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan perbaikan suatu negara seperti
peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, mengurangi
pengangguran, dan sebagainya. Sebaliknya, jika distribusi pendapatan nasional
tidak merata, maka perubahan atau perbaikan suatu negara tidak akan tercapai,
hal seperti ini yang akan menunjukkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan.
Untuk mengetahui tingkat
pemerataan distribusi pendapatan suatu negara, dapat diketahui dari grafik yang
dinamakan Kurva Lorenz, artinya kurva yang menggambarkan hubungan antara
distribusi jumlah penduduk dengan distribusi pendapatan. Sedangkan indikator
untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan adalah Koefisien Gini
atau Indeks Gini. Semakin tinggi atau besar Indeks Gini, semakin tinggi tingkat
ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya tidak merata) dan semakin kecil
Indeks Gini semakin rendah tingkat ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya
semakin merata).
V. Kurva Lorenz
dan Koefisien Gini.
Kurva Lorenz dan Koefisien Gini dipergunakan untuk
mengukur dan membandingkan inequality dari perusahaan-perusahaan di dalam
industri. Kurva Lorenz dan Koefisien Gini mengindikasikan tingkat kompetisi
dalam suatu pasar dengan mengukur inequality dalam distribusi ukuran dari
perusahaan-perusahaan (Hart and Prais 1956).
Koefisien Gini adalah ukuran
ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya
berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang
sempurna). Koefisien Gini dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang
terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh
bidang di mana kurva Lorenz itu berada.
VI. Kebijakan
untuk menurunkan Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan.
Penanggulangan kemiskinan yang komprehensif
memerlukan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dunia usaha (sektor swata) dan masyarakat merupakan
pihak-pihak yang memiliki tanggungjawab sama terhadap penanggulangan kemiskinan.
Strategi 1: Memperbaiki Program Perlindungan Sosial
Prinsip
pertama adalah memperbaiki dan mengembangkan sistem perlindungan sosial bagi
penduduk miskin dan rentan akan kemiskinan dalam menghadapi goncangan
kehidupan, seperti jatuh sakit, kehilangan pekerjaan, dan keluarga meninggal.
Tingkat kerentanan masayarakat indonesia cukup tinggi sehingga perlu adanya
sistem perlindungan sosial untuk meminimalisir tingkat kemiskinan.
Strategi 2: Meningkatkan Akses Terhadap Pelayanan Dasar
Strategi kedua yang dilakukan
pemerintah adalah memperbaiki kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, air
bersih, sanitasi, pangan, gizi dll sehingga secara tidak langsung mendorong
peningkatan investasi modal manusia (human capital)
Strategi 3: Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Miskin
Prinsip ketiga adalah upaya memberdayakan
penduduk miskin menjadi sangat penting untuk meningkatkan efektivitas dan
keberlanjutan penanggulangan kemiskinan. Dalam upaya penanggulangan kemiskinan
sangat penting untuk tidak memperlakukan penduduk miskin semata-mata sebagai
obyek pembangunan. Upaya untuk memberdayakan penduduk miskin perlu dilakukan
agar penduduk miskin dapat berupaya keluar dari kemiskinan dan tidak jatuh
kembali ke dalam kemiskinan.[1]
[1] Tim
Nasional percepatan Penanggulangan kemiskinan, Sekilas Strategi Percepatan,
diakses dari : http://www.tnp2k.go.id/kebijakan-percepatan/strategi-percepatan-penangulangan-kemiskinan/sekilas-strategi-percepatan/,
pada tanggal 10 oktober 2013, pukul 21.00