Teori
Pertumbuhan Ekonomi
(Risanda Alirastra
Budiantoro – 12/330600/EK/18790 – Ilmu Ekonomi)
I. Ekonomi Pertumbuhan
Perhatian utama masyarakat dunia
saat ini adalah tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan
nasional. Pemerintahan suatu negara baik itu negara kaya maupun negara miskin,
yang menganut sistem ekonomi apapun juga menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic
growth). Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi saling mempengaruhi satu sama
lain. Disatu sisi, pembangunan ekonomi
akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi
akan memperlancar proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu masyarakat
menganggap pertumbuhan sama dengan pembangunan ekonomi.
Menurut M. Suparko dan Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang
dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
A.
Akumulasi Modal
Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan yang
penting. Akumulasi modal ini akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan
ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Akumulasi modal (capital accumulation)
terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali
dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan
pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku meningkatkan stock modal (capital stock)
fisik suatu negara (yakni, total nilai riil “neto” atas seluruh barang modal
produktif secara fisik) dan hal itu jelas memungkinkan terjadinya peningkatan
output di masa-masa mendatang.
B.
Pertumbuhan Penduduk (sumber daya manusia)
Pertumbuhan penduduk secara tradisional dianggap salah
satu faktor positif yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Sumber daya manusia
juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas
penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan
hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar
produktivitas yang ada.
Namun, positif atau negatifnya dampak dari pertumbuhan
penduduk terhadap pertumbuhan ekonomitergantung pada kemampuan system
perekonomian suatu Negara dalam penyerap secara optimal untuk mempekerjakan tambahan tenaga kerja
tersebut.
C. Sumberdaya alam yang tersedia
Sumberdaya
alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi
suatu masyarakat. Jumlah sumberdaya alam yang tersedia merupakan “batas
maksimum” bagi pertumbuhan suatu perekonomian. Maksudnya, jika sumberdaya ini
belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang
memegang peranan dalam pertumbuhan output tersebut akan berhenti jika semua
sumberdaya alam tersebut telah digunakan secara penuh.
D.
Kemajuan teknologi tepat guna
Kemajuan teknologi merupakan solusi untuk memperbaiki
kinerja untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian secara tradisional.
Kemajuan teknologi dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu
1.
Kemajuan teknologi yang bersifat netral
Hal tersebut dapat terjadi apabila jumlah output yang dihasilkan akan
lebih banyak dari pada jumlah dan kombinasi input faktor produksi yang sama
2.
Hemat tenaga kerja
Kemajuan teknologi dapat meingkatkan kualitas dari tenaga kerja apabila
penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan keterampilan tenaga kerja
3.
Hemat modal
Kemajuan teknologi yang meningkatkan modal terjadi jika penggunaan
teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara
produktif.[1]
II. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Modern Menurut Kuznets
Pada awalnya Kuznets adalah seorang ahli statistik, yang banyak
berkecimpung dengan pengumpulan dan analisis data. Termasuk pula didalamnya
data ekonomi. Karena banyak mengumpulkan data-data ekonomi, ia menjadi tertarik
dengan bidang ekonomi. Berkat kepintarannya Kuznets berasil menggabungkan ilmu
statistika dan ilmu matematika dengan ilmu ekonomi menjadi suatu kesatuan yang
padu. Sebagai seorang ahli ekonomi terkemuka di Amerika Serikat yang pernah
memperoleh hadiah Nobel dinyatakan bahwa, proses pertumbuhan ekonomi tersebut
dinamakannya sebagai Modern Economic
Growth.
Pertumbuhan ekonomi adalah kemampuan jangka panjang untuk menyediakan berbagai
jenis barang ekonomi yang terus meningkat kepada masyarakat.kemampuan ini
tumbuh atas dasar kemajuan teknologi, institusional dan ideologis yang
diperlukannya. Ada
3 komponen pokok penting, yaitu :
1.
Kenaikan output nasional secara terus menerus
Peningkatan output yang terus menerus dana
terpelihara merupakan manivestasi pertumbuhan ekonomi. Kemampuan untuk
menyediakan berbagai macam barang adalah tanda kematangan ekonomi.
2. Kemajuan teknologi sebagai prasyarat bagi
pertumbuhan ekonomi
Teknologi
maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat
kemampuan pertumbuhan dalam menyediakan aneka macam barang kepada penduduk.
3.
Penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi.
Penggunaan teknologi secara luas dan efesien
memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideology sehingga
inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat di mamfaatkan secara tepat.
Pembaharuan teknologi haruslah dibarengi dengan pembaharuan sosial.
Selain
itu ada, menurut kusnetz ada 6 ciri pertumbuhan ekonomi modern
Dua variable ekonomi agreratif :
1. Tingginya
tingkat pertumbuhan output per kapita dan penduduk
2. Tingginya tingkat kenaikan
produktivitas faktor produksi secara
keseluruhan, terutama produktivitas tenaga kerja.
Dua variable transformasi structural :
3. Tingginya tingkat transformasi struktur
ekonomi
4. Tingginya tingkat transformasi sosial
dan ideology
Dua faktor yang
mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi internasional :
5. Kecenderungan negara-negara
maju secara ekonomis untuk menjangkau
seluruh dunia untuk mendapatkan pasar dan bahan baku .
6. Pertumbuhan ekonomi ini hanya
terbatas pada sepertiga populasi dunia.
III. Pengalaman Negara Pembangunan dalam
Era Globalisasi
Globalisasi
yang dicirikan oleh semakin intensifnya proses interaksi antar negara adalah
suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap bangsa di dunia ini
Batas-batas geografis antar negara semakin berkurang signifikansinya yang
mengakibatkan pergeseran nilai-nilai di bidang politik, sosial budaya dan pertahananan
keamanan. Sementara itu, di bidang ekonomi persaingan yang terjadi
berlangsung semakin ketat yang semakin menyulitkan posisi negara-negara
berkembang dan miskin (Stiglitz, 2006). Kondisi-kondisi tersebut mendorong
negara-negara untuk melakukan kerjasama guna memecahkan berbagai permasalahan
bersama.
Proses globalisasi yang terjadi
di dunia, di Indonesia pun sedang terjadi proses perubahan yang besar yang
direncanakan. Untuk kepentingan pembahasan ini ada dua pola perubahan yang
sedang terjadi, yang meskipun berbeda (distinct)
keduanya berkaitan dan bahkan dapat dikatakan yang satu mencerminkan yang
lainnya, atau keduanya adalah sisi-sisi dari fenomena yang sama.
Pertama, proses transformasi
struktural dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern dan dari ekonomi
agraris ke ekonomi industri. Proses perubahan ini atau proses modernisasi ini,
merupakan wujud nyata dari pembangunan ekonomi yang telah menampakkan kemajuan
nyata karena bersamaan dengan proses itu telah terjadi peningkatan kesejahteraaan
yang dihasilkan oleh peningkatan produktivitas perekonomian secara keseluruhan.
Kedua, proses transformasi dari
sistem ekonomi yang didominasi oleh pemerintah ke arah sistem ekonomi pasar,
yang masyarakatnya makin berperan sebagai pelaku utama pembangunan. Proses perubahan
ini menghasilkan efisiensi perekonomian nasional, meningkatkan daya saing dan
dengan demikian mendorong peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat. Kedua
proses internal tersebut didorong dan dipengaruhi oleh proses eksternal tadi,
yaitu proses globalisasi perekonomian dunia, dengan dua ciri dan faktor pedorongnya
yaitu perdagangan bebas dan kemajuan teknologi
Negara - negara industri baru
seperti Korea dan Taiwan juga
memiliki lembaga-lembaga perencanaan yang berperan besar dalam mengarahkan
gerak pembangunan ekonomi sehingga menghasilkan kemajuan seperti yang dicapai
sekarang. Bank Dunia bahkan menunukkan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi
di negara -negara Asia Timur (termasuk Indonesia ) antaralain disebabkan
oleh adanya intervensi yang tepat dari pemerintahnya.
Kegagalan perencanaan biasanya
terjadi bukan karena adanya perencanaan itu
sendiri, melainkan dapat bersumber pada berbagai sebab lainnya. Pertama,
penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena informasinya kurang lengkap
atau metodologinya belum dikuasai, atau perencanaannya sejak semula memang
tidak realistis sehingga tidak mungkin pernah bisa terlaksana. Dalam hal
terakhir ini, biasanya pengaruh politis terlalu besar sehingga pertimbangan
-pertimbangan teknis perencanaan diabaikan. Kedua, perencanaannya mungkin baik,
tetapi pelaksanaannya tidak seperti seharusnya. Dengan demikian, kegagalan yang
terjadi adalah karena tidak berkaitnya perencanaan dengan pelaksanaannya.
Penyebabnya, dapat karena aparat pelaksana yang tidak siap atau tidak kompeten,
tetapi dapat juga karena rakyat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga
tidak mendukungnnya. Ketiga, perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata
tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi
masalah mendasar negara berkembang. Misalnya, orientasi semata- mata pada
pertumbuhan yang menyebabkan makin melebarnya kesenjangan. Dengan demikian,
yang keliru bukan semata- mata perencanaannya, tetapi falsafah atau konsep di
balik perencanaan itu. Keempat, karena
perencanaan diartikan sebagai pengaturan total kehidupan manusia sampai yang
paling kecil sekalipun. Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan
berkembangnya prakarsa individu dan pengembangan kapasitas serta potensi
masyarakat secara penuh. Sistem ini bertentangan dengan hukum pena waran dan
permintaan karena pemerintah mengatur semuanya. Perencanaan seperti inilah yang
disebut sebagai sistem perencanaan terpusat (centrally
planned system )
Sistem perencanaan yang berhasil diterapkan
di berbagai negara yang telah terbukti kemajuannya, seperti Jepang dan negara -
negara industri baru, adalah sistem perencanaan yang mendorong berkembangnya
mekanisme pasar dan peran serta masyarakat. Dalam sistem itu perencanaan
dilakukan dengan menentukan sasaran- sasaran secara garis besar, baik di bidang
sosial maupun ekonomi, dan pelaku
utamanya adalah masyarakat atau dengan kata lain usaha swasta. Jepang,
merupakan satu- satunya negara industri yang memiliki lembaga perencanaan,
yaitu Economic Planning Agency, yang dipimpin oleh seorang menteri
(meskipun sebut annya adalah Direktur Jenderal). Lembaga ini berperan
mengarahkan perekonomian Jepang sejak awal, sejak namanya masih Economic Stabilization Board yang
didirikan pada tahun 1946. Lembaga inilah yang membuat rencana komprehensif
untuk pemulihan kembali ( recovery) Jepang[2]
[1] Rafki
Rasyid, Sejarah Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Kontemporer: Pelajaran dan
Kontroversi, Diakses dari : http://rafki-rs.blogspot.com/2008/01/sejarah-pertumbuhan-ekonomi-dan_01.html,
pada tanggal 3 Oktober 2013, pukul 07.20
[2]
Ginandjar Kartasasmita , Kebijaksanaan Perencanaan Pembangunan Memasuki Abad
ke-21, Diakses dari http://www.ginandjar.com/public/06KebijaksanaanPerencanaanPembangunan.pdf,
pada tanggal 3 oktober 2013, pukul 22.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar