Analisis Ekonomi Struktur Keuangan
(Risanda Alirastra Budiantoro – 12/330600/EK/18790 – Ilmu Ekonomi)
Sebuah perekonomian yang sehat
memerlukan sistem keuangan yang berfungsi menyalurkan dana dari penabung ke
orang yang bisa menggunakan dana tersebut dengan produktif. Sistem keuangan
bersifat kompleks dalam hal struktur dan fungsinya di seluruh dunia. Sistem
keuangan mencakup berbagai jenis bank, perushaan, asuransi, reksadana, pasar
modal, dan sebagainya. Jika mengamati lebih lanjut mengenai struktur keuangan
di dunia, akan ditemukan 8 fakta dasar untuk menjelaskan bagaimana system
keuangan bekerja, antara lain :
- Saham Bukan merupakan sumber pendanaan eksternal yang paling penting untuk usaha.
Saham merupakan sumber
pendanaan yang kurang penting bagi perusahaan, karena hanya sebagian kecil
saham tersebut menambah kapital bagi perusahaan. Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar
percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek
perusahaan di masa depan.
- Penerbitan surat utang yang dapat dipasarkan dan sekuritas saham bukan merupakan cara utama di mana bisnis mendanai operasi mereka
Obligasi jauh lebih penting
dari pada saham, walaupun kombinasi saham dan obligasi yang akan membentuk
total share dari sekuritas, masih kurang dari setengah dana eksternal yang
dibutuhkan perusahaan.
- Pendanaan tidak langsung (Indirect finance) lebih penting dari pada pendanaan langsung (direct finance)
·
Pembiayaan
Langsung Pemberian kredit/pembiayaan langsung dilakukan oleh pemilik dana
(unit surplus) ke peminjam (unit defisit) tanpa melibatkan lembaga intermediasi
keuangan, sehingga ada penyerahan bukti hutang, seperti obligasi, saham atau
promes kepada unit surplus. Bukti hutang atau surat berharga ini merupakan sekuritas primer
·
Pembiayaan
Tidak Langsung Proses pemindahan dana pinjaman dari unit surplus ke unit
defisit melalui lembaga intermediasi keuangan seperti bank, perusahaan
asuransi, dana pensiun, pembiayaan sekuritas dan reksadana. Penggunaan lembaga
intermediasi penting dalam perekonomian karena dapat mengatasi kelemahan yang
ada dalam pembiayaan langsung.
- Perantara keuangan, khusunya bank, merupakan sumber pendanaan eksternal paling penting yang digunakan untuk mendanai berbagai usaha
Lebih dari 70% sumber utama pendanaan eksternal yang
didapatkan perusahaan berasal dari pinjaman bank.
- Sistem keuangan (financial system) adalah salah satu sektor ekonomi dengan regulasi yang paling ketat.
Sistem keuangan yang
diregulasi ketat dari pemerintahan maka akan meningkatkan keamaanan, kestabilan
dari perekonomian
- Hanya perusahaan besar dan mapan yang mempunyai akses mudah ke pasar sekuritas untuk mendanai kegiatannya
Individu dan usaha kecil akan
susah untuk mendapatkan dana dengan cara menerbitkan surat berharga karena
investor kurang mempercayai perusahaan yang kecil dan kurang memiliki
pengalaman
- Jaminan (collateral) adalah ciri yang paling umum dari kontrak utang
Merupakan hak milik yang
dijaminkan kepada pemberi pinjaman untuk jaminan pembayaran apabila peminjam
tidak dapat mengembalikan pinjaman. Utang yang dijamin disebut Secured Debt
- Kontrak utang merupakan dokumen resmi yang rumit dan memberikan banyak batasan atas perilaku peminjam
Kontrak utang merupakan
dokumen resmi yang rumit dan memberikan banyak batasan atas perilaku peminjam
dengan aturan aturan yang tertelis disebut
Restrictived covennants
I. Biaya Transaksi
Biaya transaksi merupakan
masalah besar dalam pasar keuangan, salah satu contoh berikut dapat memperjelas
hal tersebut. Biaya transaksi menahan banyak penabung dan peminjam kecil dari
keterlibatan langsung dengan pasar keuangan . Perantara keuangan mengambil
keuntungan dari skala ekonomis dan lebih mampu untuk mengembangkan keahlian
untuk menurunkan biaya transaksi, dengan demikian memungkinkan penabung dan
peminjam untuk mendapatkan keuntungan dari keberadaan pasar keuangan.
·
Skala Ekonomis
Satu solusi untuk persoalan biaya transaksi yang tinggi adalah
menggabungkan dana dari banyak investor secara bersama sehingga dapat mengambil
manfaat dari skala ekonomis (economies of scale), yaitu penurunan biaya
transaksi per dollar investasi sejalan dengan ukuran (skala) transaksi. Skala
ekonomi ada karena total biaya melkuakan transaksi dalam pasar keuangan hanya
meningkatkan sdikit sejalan dengan peningkatan ukuran transaksi.
·
Keahlian
Perantara keuangan juga dapat mengembangkan keahlian yang lebih baik
untuk menurunkan biaya transaksi. Keahlian mereka dalam tekhnologi computer memungkinkan mereka
untuk menawarkan layanan nasabah. Hasil penting dari biaya transaksi perantara
keungan yang rendah adalah kemampuannya untuk menyediakan nasabahnya dengan
jasa likuiditas, yaiut jasa yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi.
II. Lemons Problem : Bagaimana
Adverse Selection Mempengaruhi Struktur Ekonomi
Sumber utama dari instabilitas sistem keuangan adalah adanya informasi
yang asimetri yaitu suatu situasi dimana satu pihak yang terlibat dalam
kesepakatan keuangan tidak memiliki informasi yang akurat dibanding pihak lain
(Nasution, 2003). Berdasarkan teorinya, ketidaksamaan informasi ini akan
menimbulkan apa yang disebut sebagai tindakan moral hazard dan adverse
selection. Moral hazard merupakan tindakan penyelewenangan amanah atau
tanggung jawab karena adanya kesempatan untuk melakukan hal tersebut tanpa
diketahui oleh pihak lain (Miskhin, 2001). Misalnya saja, seseorang yang
memiliki premi asuransi dapat berbuat curang untuk melakukan tindakan yang
dapat mencairkan polis asuransinya. Sedangkan adverse selection adalah
adanya bias dalam pemilihan untuk mendapatkan pilihan yang tepat (Miskhin,
2001). Masih terkait praktek asuransi, perusahaan asuransi dapat saja salah
memilih seseorang untuk menjadi kliennya karena adanya informasi yang
disembunyikan oleh si calon klien. Seseorang yang sebenranya sakit parah dan
tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan asuransi kesehatan dapat diterima
menjadi klien karena informasi ini tidak diperoleh oleh perusahaan asuransi.
Sedangkan terkait dengan sistem keuangan, adalah bahwa ketidaksamaan
informasi ini terjadi pada transaksi keuangan yang didukung oleh sistem lembaga
keuangan ataupun pasar keuangan. Dengan demikian, adanya asimetri informasi
yang terjadi baik di lembaga keuangan maupun pasar keuangan dapat membahayakan
sistem keuangan. Instabilitas sistem keuangan dapat menimbulkan konsekuensi
yang membahayakan yakni besarnya biaya fiskal yang harus dikeluarkan untuk
menyelamatkan lembaga keuangan yang bermasalah dan penurunan PDB akibat krisis
mata uang dan perbankan (Batunanggar, 2003). Hal ini pernah terjadi yaitu pada
saat krisis moneter 1998. Krisis yang terjadi di sektor moneter akhirnya
merembet dengan cepat ke sektor lain karena lemahnya sistem keuangan Indonesia .
Akibatnya, biaya untuk memperbaiki kondisi keuangan tersebut menjadi lebih
tinggi dibanding negara-negara lain.
III. Alat untuk membantu
menyelesaikan masalah adverse selection
·
Produksi
pribadi dan penjualan informasi
Menghilangkan informasi asimetris dengan memberikan rincian yang lengkap
kepada orang yang menyediakan dana mengenai individu-individu atau
perusahaan-perusahaan yang mencari pendanaan untuk aktivitas investasinya.
·
Regulasi
pemerintah untik meningkatkan informasi
Meregulasi pasar sekuritas agar perusahaan-perusahaan untuk memberikan
informasi keuangan perusahaan secara jujur sehingga para investor mampu
membedakan antara perusahaan yang baik dan yang buruk.
·
Perantara
keuangan
Menjual informasi dan juga perantara penjualan saham perusahaan kepada investor.
Menjual informasi dan juga perantara penjualan saham perusahaan kepada investor.
·
Jaminan
Jaminan merupakan property yang dijanjikan kepada pemberi pinjaman jika peminjam gagal membayar, hal ini juga mengurangi kerugian pemberi pinjaman jika terjadi gagal pembayaran.
Jaminan merupakan property yang dijanjikan kepada pemberi pinjaman jika peminjam gagal membayar, hal ini juga mengurangi kerugian pemberi pinjaman jika terjadi gagal pembayaran.
·
Kekayaan bersih
Modal Ekuitas, selisih asset dengan kewajiban. Berfungsi sama dengan jaminan.
Modal Ekuitas, selisih asset dengan kewajiban. Berfungsi sama dengan jaminan.
IV. Bagaimana
Moral Hazard Memengaruhi Struktur Keuangan di Pasar Utang
Kontrak utang mensyaratkan peminjam untuk membayar dalam jumlah yang
tetap dan membiarkan mereka menyimpan keuntungan berapa pun di atas jumlah ini,
peminjam mempunyai insentif untuk mengambil proyek-proyek investasi yang lebih
berisiko daripada yang diinginkan pemberi pinjaman.
Alat untuk Membantu Menyelesaikan Moral Hazard
dalam Kontrak Utang
1. Kekayaan Bersih dan Jaminan
Salah satu cara untuk
menjelaskan solusi bahwa kekayaan bersih yang tinggi dan jaminan memberikan
masalah moral hazard adalah mengatakan bahwa kontrak utang merupakan
Incentive-compatible, yaitu incentive yang menyelaraskan incentive peminjam
dengan insentive pemberi pinjaman. Semakin besar kekayaan bersih peminjam dan
jaminan yang dijaminkan, semakin besar insentive peminjam berprilaku dengan
cara yang diharapkan dan diinginkan pemberi pinjaman, semakin kecil masalah
moral hazard dalam kontrak utang, dan semakin mudah bagi perusahaan dan rumah
tangga untuk meminjam
2. Pemantauan dan Pelaksanaan Kontrak
Restriktif
Kontrak restriktif ditujukan
untuk mengurangi moral hazard dengan cara mengesampingkan parilaku yang tidak
diinginkan atau dengan mendorong perilaku yang diinginkan.
3. Perantaraan Keuangan
Perantara keuangan mempunyai
kemampuan untuk menghindari masalah free-rider terutama selama mereka melakukan
pinjaman individu. Pinjaman individu tidak diperdagangkan, sehingga tak
seorangpun yang dapat menjadi free-rider pada pemantauan dan pelaksanaan
kontrak restriktif. Dengan demikian, perantara yang melakukan pinjaman menerima
keuntungan dari pemantauan dan pelaksanaan dan akan bekerja untuk mengurangi
masalah moral hazard yang melekat dalam kontrak utang.
V. Faktor-faktor yang Menyebabkan Krisis
Keuangan
Untuk memahami terjadinya krisis perbankan dan keuangan dan bagaimana krisis tersebut
menyebabkan kontraksi terhadap kegiatan ekonomi, perlu diteliti faktor-faktor
yang menyebabkannya. Ada lima kategori faktor yang dapat memicu krisis
keuangan: Kenaikan suku bunga, Peningkatan ketidakpastian, pasar aset
memengaruhi neraca, masalah-masalah dalam sektor perbankan, dan
ketidakseimbangan fiskal pemerintah.
·
Kenaikan Suku Bunga
Jika suku bunga pasar meningkat
karena peningkatan permintaan kredit atau karena penurunan jumlah uang beredar,
risiko kredit yang baik kurang berminat untuk meminjam sedangkan risiko kredit
yang buruk masih berkeinginan untuk meminjam.. Karena adanya peningkatan dalam
adverse selection yang dihasilkan, pemberi pinjaman tidak berkeinginan untuk member
pinjaman. Penurunan pinjaman secara substansial akan mengakibatkan penurunan
substansial pada investasi dan kegiatan ekonomi agregat.
·
Peningkatan Ketidakpastian
Peningkatan ketidakpastian yang
dramatis di pasar keuangan, kemunkinan akibat kegagalan lembaga keuangan dan
non keuangan yang utama, resesi, atau jatuhnya pasar saham, menyebabkan pemberi
pinjaman semakin sulit untuk memilh risiko-risiko kredit yang baik dari yang
buruk. Ketidak mampuan untuk menyelesaikan masalah adverse selection dapat membuat
pemberi pinjaman tidak berkeinginan untuk member pinjaman, sehingga pinjaman,
investasi, dan kegiatan ekonomi agregat akan mengalami penurunan.
·
Dampak Pasar Aset terhadap Neraca
Kondisi neraca perusahaan
berimplikasi penting bagi kesulitan masalah informasi asimetris dalam sistim
keuangan. Penurunan yang tajam pada pasar saham merupakan satu factor yang
dapat menyebabkan terpuruknya neraca perusahaan, sehingga berakibat
meningkatkan masalah adverse selection dan moral hazard di pasar keuangan dan
menyulut krisis keuangan.
·
Permasalahan dalam Sektor Perbankan
Kondisi neraca bank berdampak
penting bagi pemberian pinjaman bank. Jika bank mengalami pemburukan neraca
bank yang cukup tajam, bank akan mulai gagal, dan kekhawatiran menyebar dari
satu bank ke banklain, menyebabkan bahakan bank-bank sehat kolaps. Penurunan
pinjaman bank selama krisis keuangan menurunkan pasokan dana yang tersedia bagi
peminjam, yang menyebabkan suku bunga tinggi. Hasil dari kegagalan bank
berganda (bank panic) berupa peningkatan masalah adverse selection dan moral
hazard di pasar kredit. Masalah-masalah ini menghasilkan penurunan yang bahkan
lebih tajam dalam pemberian pinjaman untuk memfasilitasi investasi produktif
dan dapat menyebabkan kontraksi yang lebih tajam dalam kegiatan ekonomi.
·
Ketidakseimbangan Fiskal Pemerintah
Ketidakseimbangan fiskal pemerintah
dapat menciptakan kekhawatiran gagal bayar dari utang pemeritah. Akibatnya
pemerintah mungkin bermasalah untuk mendapatkan orang yang bersedia membeli
obligasinya dan pemerintah dapat memaksa bank untuk membeli obligasi tersebut.
Jika kemungkinan pemerintah gagal bayar utang maka neraca bank akan melemah dan
dapat memicu krisis nilai tukar di mana nilai mata uang domestic akan turun
dengan tajam karena investor menarik ungnya keluar dari Negara, sehuingga akan
membawa destruksi neraca perusahaan dengan utang dalam jumlah besar yang
didenominasi dalam mata uang asing. Dan dapat meningkatkan masalah-masalah
adverse selection dan moral hazarad. Penurunan pinjaman, dan kontraksi kegiatan
ekonomi.