Kamis, 30 Juni 2011

Air Terjun Madakaripura

Masuk kantor hari Senin, aku diceritain sama pak Yusuf kalau dia dan rombongan sepeda motor “Gaspol-S2W” hari minggu 13 Juli 08 jalan-jalan ke Air terjun Madakalipura. Ceritanya menggugah aku untuk pengin main kesana.

Patung di Parkiran
Setelah acara coblosan Gubernur Jatim tanggal 23 Juli 08 Kami sekeluarga langsung berangkat dari TPS jam 07:35 dan langsung odometer aku set ke angka 0. Rombongan ‘Gazpol” yang janjian di Kraksaan jam 08:00 tidak kami lihat dan kami langsung tancap duluan dengan Terios menuju ke Probolinggo dan Tongas. Di Per-3 an pos Polisi Tongas Kami belok kiri menuju arah Kecamatan Lumbang. Sampai di per-3 an Lumbang kami belok kanan menuju Air terjun. Dari Sini jalan mulai berkelok-kelok dan menanjak tajam hingga akhirnya kami tiba di lapangan parkir jam 09:25 pada KM 71.

Setelah menunggu rombongan ‘Gazpol” selama kurang lebih 15 menit nggak datang akhirnya kami berjalan ke Air Terjun ditemani seorang “guide”. Rute ke lokasi sekitar 1km dengan dibuatkan “walking track” didinding tebing yang sebagian ternyata sudah hancur sehingga harus turun melewati batu-batu sungai. Pemandangan sejak dari lapangan parkir sungguh elok dan sekitar 35 menit kami tiba di “pos” terakhir dimana ada warung tenda disitu.
Air Terjun Madakalipura
Karena tidak bawa jaket, istri q tidak aku ijinkan untuk masuk ke lokasi air terjun utama karena udara cukup dingin oleh uap air terjun.Setelah melewati guyuran air dari 3 air terjun kami melangkah terus kedalam dan sungguh luar biasa seakan-akan kami masuk dalam pintu cekungan vertical seperti layaknya bambu dibelah dua. Didalam cekungan kami melihat 2 air terjun yaitu air terjun utama disebah kiri dan air terjun satunya disebelah kanan yang mata airnya dibawah air terjun utama. Dua air terjun ini tidak nampak dari luar karena berada didalam cekungan dan seakan-akan tertutup oleh pintu masuk.

Menurut perkiraanku air terjun utama setinggi 60-70 meter, airnya terjun ke sendang yang ada dibawahnya yang menurut cerita sendang tempat jatuhnya air sedalam 6 m tetap dilingkaran luar setinggi lutut. “Guideku” bercerita kalau tempat ini tempat bertapa Patih Gajah Mada dan air pancuran kedua menjadi air minum utama sehingga dia dengan sukarela menawarkan untuk mengisi botol Alamo dengan “air kehidupan”. Ketika aku terawangkan di sinar matahari yang sempat menembus cekungan air terjun, airnya bersih tidak ada kotoran. Setelah yakin akan kebersihan air, kami mulai menenggak air trs. Sekitar jam 11:00, kami keluar air terjun dan mengajak istri pulang. Sebelum meninggalkan lokasi kami sempatkan menikmati pisang, kopi dan mi rebus di warung tenda.

Namun baru sekitar 100 m melangkah, rombongan “Gazpol” tiba (Hendrizal, Yusuf Efendi, Jaumiddin, Herman dkk). Seteah mendapatkan pinjaman jaket kami balik lagi untuk mengajak istri masuk ke cekungan utama. Setelah istri puas kami meninggalkan air terjun jam 12:00.Ketika kami sampai di Lapangan parkir mobil, kami ketemu pak Prasetyono, Pak Suryani dan Pak Januar yang ternyata punya minat yang sama. Setelah sholat kami menuju Probolinggo dan singgah di RM.
(Narrated by Aris budiantoro)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar